Hujan menodai cakrawala, kabut memenuhi ladang dengan bayangan biru. Lima merpati putih menanti di atas pohon jati. Semuanya terdiam. Bahkan aku, menanti di bawah langit terbuka, wajahku basah dan muda. Bukan pagi, bukan malam, sesuatu di antara kuda-kuda di bawah sinar matahari. Belalang bersenandung dalam sinar keemasan. Musim yang begitu hangat, daun-daun lembab merah merebak di tanah. Ini di antara tempat yang diapit oleh biru dan merpati yang menanti. Di sinilah tempat aku menanti di antara masa kanak-kanak dan dewasa, tertidur dan terjaga, tahu dan tidak tahu.
2011/01/25
Mist
Hujan menodai cakrawala, kabut memenuhi ladang dengan bayangan biru. Lima merpati putih menanti di atas pohon jati. Semuanya terdiam. Bahkan aku, menanti di bawah langit terbuka, wajahku basah dan muda. Bukan pagi, bukan malam, sesuatu di antara kuda-kuda di bawah sinar matahari. Belalang bersenandung dalam sinar keemasan. Musim yang begitu hangat, daun-daun lembab merah merebak di tanah. Ini di antara tempat yang diapit oleh biru dan merpati yang menanti. Di sinilah tempat aku menanti di antara masa kanak-kanak dan dewasa, tertidur dan terjaga, tahu dan tidak tahu.
Posted in: Cupid Poems
0 comments:
Post a Comment