Hollow

Senyummu adalah gerimis pertama
 yang menyiram kegersangan kalbu
setelah kemarau panjang di awal musim.
Lembab, dingin menelisik jauh ke dasar hati,
melumerkan tiap kepingan darah yang sempat membatu.
Semusim ku dapati dirimu berjungkat-jungkit
dalam jangkar sepi di bawah bias mantari.
 ilalang bisu menatapmu riang
melambai di padang tak bertuan.
Apa gerangan yang kau rengkuah dalam dekapanmu?
 Mataku menangkap ada segumpal hati
 bagai permukaan bulan di sana,
berkawah, penuh lubang terpapar
Wajahmu tersaput kabut samar
Memburatkan bayang hampa
Kedua korneamu bicara mengisyaratkan makna
Ada bilur penyesalan terpantul
Di antara kicauan burung dan desau angin menerpa
Kau  ucapkan namaku perlahan
Seolah sengau dan tak lantang
Nadamu terdengar gamang untuk dilontarkan
Ada semburat keraguan terpancar
Percayalah aku bukan algojo yang akan mencincang jantungmu
Berikan gumpalah hatimu yang cacat itu padaku
Akan ku tutupi palungnya dengan aliran  nadi ini.
Hingga menciptakan hujan merah jambu
membasuh jiwamu yang berkalang luka.  

0 comments:

Post a Comment

2011/01/27

Hollow

Senyummu adalah gerimis pertama
 yang menyiram kegersangan kalbu
setelah kemarau panjang di awal musim.
Lembab, dingin menelisik jauh ke dasar hati,
melumerkan tiap kepingan darah yang sempat membatu.
Semusim ku dapati dirimu berjungkat-jungkit
dalam jangkar sepi di bawah bias mantari.
 ilalang bisu menatapmu riang
melambai di padang tak bertuan.
Apa gerangan yang kau rengkuah dalam dekapanmu?
 Mataku menangkap ada segumpal hati
 bagai permukaan bulan di sana,
berkawah, penuh lubang terpapar
Wajahmu tersaput kabut samar
Memburatkan bayang hampa
Kedua korneamu bicara mengisyaratkan makna
Ada bilur penyesalan terpantul
Di antara kicauan burung dan desau angin menerpa
Kau  ucapkan namaku perlahan
Seolah sengau dan tak lantang
Nadamu terdengar gamang untuk dilontarkan
Ada semburat keraguan terpancar
Percayalah aku bukan algojo yang akan mencincang jantungmu
Berikan gumpalah hatimu yang cacat itu padaku
Akan ku tutupi palungnya dengan aliran  nadi ini.
Hingga menciptakan hujan merah jambu
membasuh jiwamu yang berkalang luka.  

0 komentar:

Post a Comment

Copyright @ Miscellaneous Thoughts | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger | Distributed by: best blogger template personal best blogger magazine theme | cheapest vpn for mac cheap vpn with open ports