Dancing in the Rain

Kotaku diguyur hujan lebat yang tak kunjung berhenti dari pagi. Tak ada terik matahari, yang terasa hanya hawa dingin dari tetesan air yang turun dari langit. Mendung, basah , dan dingin menyatu dalam suasana hujan, Ah, musim hujan. Aku selalu suka hujan. Ada romantisme tersendiri dari hujan, entah kenapa, mungkin datang dari percampuran antara cemas menemukan tempat berteduh, pengharapan melihat pelangi saat hujan selesai, mencari kehangatan dalam suasana yang dingin dan merenung sendiri dari balik kaca jendela menatap keindahan bulir-bulir hujan yang turun. Hujan membawa itu semua: cemas, harap, dan perenungan.
Aku suka hujan. Aku suka menatap hujan dari balik kaca jendela sambil melamun, melihat jalanan melalui kaca yang berembun. Lalu aku menghapusnya dengan tangan, kadang melukis dengan jari, entah itu gambar atau tulisan-tulisan tak menentu, kemudian aku menghapusnya, lalu menorehkan jemari kembali, hingga aku menghapusnya lagi.
Aku suka hujan. Aku kecanduan menatap titik-titik air yang jatuh menerpa apa saja, percikan air saat hujan menancapkan kakinya ditanah hingga menciptakan lumpur dan genangan air, dan dedaunan yang bergoyang ketika disentuh bulir-bulir air.
Aku suka hujan. Terutama aku suka bau air yang bercampur dengan tanah, aroma lumpur samar itu. Aku selalu menciumnya dengan brutal, menghirup dalam-dalam dan menahan napas, supaya tidak terlupakan oleh bau yang lain. Aku menelan baunya sambil memejamkan mata.
Aku suka hujan Aku ingat, sewaktu masih kecil, aku selalu suka menari di bawah hujan, tertawa bersama teman-teman dan mengecap rasa asin yang mampir di bibir. Bergelut dalam kubangan lumpur, berteriak hingga mengalahkan suara petir. Lalu ketika dimarahi Ibu dan keesokannya harinya tubuhku meriang? Aku gak peduli.
Aku suka hujan. Gaduh suara hujan memempa atap dan riuh hujan saat mengguyur bumi terdengar merdu di telingaku. Lalu aku menyalakan mp3 player dan menyetel volumenya ke level  paling keras. Aku ikut bernyanyi, menyatu dengan bauran suara hujan dan alunan musik, sambil bersenandung dan bernyanyi dengan suara keras. Tak peduli bunyi hujan mengalahkan lengkingan suaraku, bahkan aku tak bisa mendengar suara ku sendiri. Aku tenggelam dalan bunyi hujan. Aku dibungkam. Aku suka dibungkam tanpa sengaja.
Aku suka hujan. Hujan membawa hawa dingin, yang dapat membuatku menggigil, tanganku pucat, tulangku ngilu, dan bibirku biru. Saat itulah aku mencari kehangatan. Aku akan mengenakan jacket kesayanganku dan bergelung dibalik selimut tebal, menunggu rasa kantuk menyerang sampai aku terlelap. Aku suka, tidur dikala hujan. Saat aku bangun, aku kembali duduk di beranda menyaksikan sisa-sisa tetesan hujan sambil ditemani secangkir kopi kesukaanku. Kadang menunggu sebuah pelukan, entah dari siapa.
Aku suka hujan. Aku jatuh cinta pada pelangi. Saat hujan reda aku selalu berharap akan munculnya pelangi. Aku menunggu tetesan air hujan membiaskan spekrum warna-warna indah. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, tujuh warna yang menyatu membentuk lengkungan indah di kaki langit. Andai aku di negeri dongeng, aku akan ikut bersama bidadari meniti pelangi nenuju surga.  
Tapi aku selalu takut dengan badai. Dengan kemampuannya untuk merusak, menghancurkan yang telah ada. Menyapu bersih apa yang pernah aku bangun. Menelan semuanya dalam satu kali jentikan jari, atau kurang. Badai dengan angin kencang, petir nyaring, dan kilatan yang menyilaukan mata. Badai bisa membuat orang hilang. Badai bisa membuat orang bimbang. Badai bisa, menyesatkan. Badai menghancurkan.
Dan ketika badai semacam itu datang, yang diperlukan hanyalah keberanian untuk menari di bawah hujan.
Semoga hujan tak datang membawa badai hari ini.

3 comments:

Anonymous said...

hmmm. tulisan uda menarik nih, sudah 2 orang saya menemui bloggerwati yg suka dengan hujan :)

salam kenal uda :)
Aulia

pipit said...

@Aulia : Terimakasih udah mampir dan meninggalkan jejak di gubuk sederhanaku :)
Salam kenal juga:)
Oh ya, mungkin maksudnya uni kali ya mas :)

Shandy Moccha Zee said...

sya jg ska ma huan,...
karna hujan bawa anugrah,...
v yg g sya suka dri hujan yaitu ketika saat kedatangan.a tk diperlukan...
yaitu ketika tahun baru, acara" penting, festifal, dll....

Post a Comment

2011/01/13

Dancing in the Rain

Kotaku diguyur hujan lebat yang tak kunjung berhenti dari pagi. Tak ada terik matahari, yang terasa hanya hawa dingin dari tetesan air yang turun dari langit. Mendung, basah , dan dingin menyatu dalam suasana hujan, Ah, musim hujan. Aku selalu suka hujan. Ada romantisme tersendiri dari hujan, entah kenapa, mungkin datang dari percampuran antara cemas menemukan tempat berteduh, pengharapan melihat pelangi saat hujan selesai, mencari kehangatan dalam suasana yang dingin dan merenung sendiri dari balik kaca jendela menatap keindahan bulir-bulir hujan yang turun. Hujan membawa itu semua: cemas, harap, dan perenungan.
Aku suka hujan. Aku suka menatap hujan dari balik kaca jendela sambil melamun, melihat jalanan melalui kaca yang berembun. Lalu aku menghapusnya dengan tangan, kadang melukis dengan jari, entah itu gambar atau tulisan-tulisan tak menentu, kemudian aku menghapusnya, lalu menorehkan jemari kembali, hingga aku menghapusnya lagi.
Aku suka hujan. Aku kecanduan menatap titik-titik air yang jatuh menerpa apa saja, percikan air saat hujan menancapkan kakinya ditanah hingga menciptakan lumpur dan genangan air, dan dedaunan yang bergoyang ketika disentuh bulir-bulir air.
Aku suka hujan. Terutama aku suka bau air yang bercampur dengan tanah, aroma lumpur samar itu. Aku selalu menciumnya dengan brutal, menghirup dalam-dalam dan menahan napas, supaya tidak terlupakan oleh bau yang lain. Aku menelan baunya sambil memejamkan mata.
Aku suka hujan Aku ingat, sewaktu masih kecil, aku selalu suka menari di bawah hujan, tertawa bersama teman-teman dan mengecap rasa asin yang mampir di bibir. Bergelut dalam kubangan lumpur, berteriak hingga mengalahkan suara petir. Lalu ketika dimarahi Ibu dan keesokannya harinya tubuhku meriang? Aku gak peduli.
Aku suka hujan. Gaduh suara hujan memempa atap dan riuh hujan saat mengguyur bumi terdengar merdu di telingaku. Lalu aku menyalakan mp3 player dan menyetel volumenya ke level  paling keras. Aku ikut bernyanyi, menyatu dengan bauran suara hujan dan alunan musik, sambil bersenandung dan bernyanyi dengan suara keras. Tak peduli bunyi hujan mengalahkan lengkingan suaraku, bahkan aku tak bisa mendengar suara ku sendiri. Aku tenggelam dalan bunyi hujan. Aku dibungkam. Aku suka dibungkam tanpa sengaja.
Aku suka hujan. Hujan membawa hawa dingin, yang dapat membuatku menggigil, tanganku pucat, tulangku ngilu, dan bibirku biru. Saat itulah aku mencari kehangatan. Aku akan mengenakan jacket kesayanganku dan bergelung dibalik selimut tebal, menunggu rasa kantuk menyerang sampai aku terlelap. Aku suka, tidur dikala hujan. Saat aku bangun, aku kembali duduk di beranda menyaksikan sisa-sisa tetesan hujan sambil ditemani secangkir kopi kesukaanku. Kadang menunggu sebuah pelukan, entah dari siapa.
Aku suka hujan. Aku jatuh cinta pada pelangi. Saat hujan reda aku selalu berharap akan munculnya pelangi. Aku menunggu tetesan air hujan membiaskan spekrum warna-warna indah. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, tujuh warna yang menyatu membentuk lengkungan indah di kaki langit. Andai aku di negeri dongeng, aku akan ikut bersama bidadari meniti pelangi nenuju surga.  
Tapi aku selalu takut dengan badai. Dengan kemampuannya untuk merusak, menghancurkan yang telah ada. Menyapu bersih apa yang pernah aku bangun. Menelan semuanya dalam satu kali jentikan jari, atau kurang. Badai dengan angin kencang, petir nyaring, dan kilatan yang menyilaukan mata. Badai bisa membuat orang hilang. Badai bisa membuat orang bimbang. Badai bisa, menyesatkan. Badai menghancurkan.
Dan ketika badai semacam itu datang, yang diperlukan hanyalah keberanian untuk menari di bawah hujan.
Semoga hujan tak datang membawa badai hari ini.

3 komentar:

hmmm. tulisan uda menarik nih, sudah 2 orang saya menemui bloggerwati yg suka dengan hujan :)

salam kenal uda :)
Aulia

@Aulia : Terimakasih udah mampir dan meninggalkan jejak di gubuk sederhanaku :)
Salam kenal juga:)
Oh ya, mungkin maksudnya uni kali ya mas :)

sya jg ska ma huan,...
karna hujan bawa anugrah,...
v yg g sya suka dri hujan yaitu ketika saat kedatangan.a tk diperlukan...
yaitu ketika tahun baru, acara" penting, festifal, dll....

Post a Comment

Copyright @ Miscellaneous Thoughts | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger | Distributed by: best blogger template personal best blogger magazine theme | cheapest vpn for mac cheap vpn with open ports