Langit mulai mendung dan kelabu. Arakan awan hitam menodai cakrawala. Tanda-tanda akan turun hujan semakin jelas. Benar, sebentar saja rintik-rintik hujan membasahi langit dan tetesan gerimis mulai menancapkan kakinya di tanah. Hujan. Tidak ada siapa-siapa di halte itu, selain aku. Sepi. Sore semakin gelap karena matahari ditutupi awan hitam. Hujan tak kunjung berhenti, tetesannya masih turun walaupun tidak selebat tadi.
Aku menatap layar hape digenggamanku, terlihat jam sudah menunjukkan angka lima. Ini berarti sudah hampir satu jam aku duduk di halte ini. Namun sampai detik ini bus yang aku tunggu selalu penuh. Mereka tak berhenti walaupun aku sudah memberikan tanda. Aku terus menatap kendaraan yang berseliweran di depanku. Berharap semoga bus yang aku tunggu, segera datang.
Kalau saja besok hanya kuliah biasa aku pasti menunda keberangkatanku ke Padang. Namun besok adalah ujian akhir semester, jadwalnya dimulai dari pagi. Jadi, mau tak mau aku harus sampai di Padang hari ini juga. Aku gak mau mengorbankan ujianku. Seseorang tolonglah, beri aku tumpangan. Batinku dalam hati.
Dari kejauhan aku melihat sebuah mobil Avanza silver melaju pelan ke arahku, lampu depannya menyala hidup mati, memberi tanda bahwa itu adalah mobil membawa penumpang ke Padang. Oh ya, selain bus ada juga mobil pribadi yang membawa penumpang jurusan Bukittinggi-Padang yang disediakan juga oleh biro perjalanan. Agak susah memang membedakan mana mobil travel dan mana yang bukan. Biasanya sopir yang memberi tawaran pada orang yang derdiri menunggu mobil di pinggir jalan. Aku berdiri, mobil itu berhenti di depanku. “Padang? Ujar seorang pria yang duduk di sebelah sopir.Aku mengangguk. Aku melihat ke dalam mobil. Wah cowok semua. Tak apalah yang penting aku bisa ke Padang hari ini juga. Semoga saja para lelaki yang ada di mobil ini bukan orang jahat. Aku mengenyahkan rasa parnoku. Aku kan cewek pemberani, tak boleh takut.
Aku masuk ke dalam mobil. Duduk tepat di sebelah seorang cowok. Sepertinya dia melihat gelagat waspada di wajahku. Dia tersenyum ketika aku menoleh ke arahnya. Mungkin mencoba mencairkan suasana.
0 comments:
Post a Comment