Failure

Mimpi buruk yang menghantuiku selama semester ini ternyata benar-benar terjadi. Sungguh diluar dugaan. Aku berharap ini hanya imajinasi dan bayangan ketakutanku saja. Namun realita tak dapat menutup-nutupi fakta yang ada. Kenyataan pahit yang harus aku terima dengan lapang dada meski sulit bagiku untuk menerima keadaan bahwa aku adalah seorang yang gagal. Aku telah gagal dalam mempertahankan nilai mata kuliahku kali ini. Nilai E terpampang jelas di kartu hasil studiku. Huruf yang sangat menyudutkanku, membuat perutku mual, membuat dadaku sesak, dan melemahkan pertahanan saat aku berdiri tegap.

Teringat saat aku pertama memeriksa nilaiku, dengan perasaan berkecamuk, rasa cemas yang terus menggerogoti pikiranku. Perlahan-lahan dan seksama mataku menyusuri deretan nilai yang baru dikeluarkan oleh dosen. Mataku berhenti pada satu titik, tepat dimana nama dan nomor bp ku tertera. Aku hanya tertegun dan bergeming menyaksikan huruf yang tertera disana. Tubuhku terasa lemas seolah energiku di serap oleh huruf yang beraura negatif itu. Huruf yang menghempaskan harapanku, menatapku sinis seolah menyeringai menertawakan kebodohanku. Menghujatku sebagai seorang pecundang.

Yah aku seorang pecundang. Aku seorang yang gagal. Aku seorang yang merugi. Aku tidak bisa memerbaiki nilaiku menjadi lebih baik. Jangankan untuk meningkatkan nilai mempertahankannya saja aku tidak sanggup. Meski mata kuliah berbeda namun dosennya tetap itu juga. Semestinya aku bisa memperbaiki setidaknya mempertahankan nilai dengan dosen yang sama. Semester lalu aku sudah hampir gagal dalam mata kuliah pertama yang ku ambil dengan dosen itu, beliau memberiku nilai D. Nilai yang jelek tapi masih bisa dikategorikan lulus. Walaupun harus mengantongi nilai D, tapi aku merasa sedikit lega setidaknya aku masih bisa mengambil mata kulah lanjutan. Mata kuliah itu adalah prasyarat untuk mengambil mata kuliah berikutnya. Semester lalu aku masih bisa mengambil mata kuliah lanjutan. Karena mata kuliah prasyaratku tidak gagal.

Keadaan berbeda untuk semester ini. Langkahku terhambat untuk melanjutkan mata kuliah yang ditawarkan. Nilaiku tidak memenuhi syarat untuk bisa mengikuti mata kuliah lanjutan. Semester depan aku harus memgulang dulu mata kuliah yang gagal ini untuk memperbaiki nilai. Setelah lulus baru aku bisa mengambil mata kuliah berikutnya. Bebanku makin berat, karena aku harus benar-benar berjuang agar mendapatkan nilai yang lebih baik. Aku tidak boleh gagal untuk yang kedua kalinya di mata kuliah yang sama. Itu akan membuatku sama saja dengan keledai, karena jatuh pada lobang yang sama. Aku bukan keledai, aku manusia yang dikaruniai akal dan pikiran untuk dapat berbuat yang lebih baik. Aku juga tidak mau memperpanjang masa kuliahku hanya karena harus mengulang mata kuliah yang itu-itu aja.

Dibalik kekecawaan dan keterpurukan ku ini, masih menyisakan sedikit celah yang membuatku sedikit tegar. Karena aku bukan satu-satunya mahasiswa yang mengalami kegagalan dalam mata kuliah ini. Masih ada beberapa orang temanku yang nasibnya sama denganku. Hanya sepuluh orang yang lulus dari tigapuluh orang mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dengan dosen itu. Setidaknya aku bukan satu-satunya orang yang gagal. Aku bukan satu-satunya pecundang. Aku bukan satu-satunya orang yang merugi. Yang jelas aku tidak sendiri. Tapi aku selalu bertanya-tanya kenapa hal sering ini terjadi, kejadian serupa juga terjadi di saat aku mengambil meta kuliah pertama kalinya dengan dosen ini, hanya beberapa orang dari kami yang dapat mencapai nilai yang baik. Menurut mahasiswa senior yang mengambil mata kuliah dan diajar oleh dosen yang sama. Hal serupa memang ada dari tahun ke tahun. Semenjak mata kuliah ini diajar oleh dosen yang mengajar saat ini. Aku heran apa yang salah. Kenapa hal ini terjadi berulang kali. Apa karena pelajarannya terlalu sulit sehingga mahasiswa tidak dapat menguasainya dengan baik. Tapi kenapa ada juga mahasiswa yang mendapat nilai bagus, dan mahasiswa yang di ajar dosen lain nilainya tidak separah nilai yang kami dapatkan. Atau karena factor cara dosen mengajar mempengaruhi penguasaan materi oleh mahasiswa.

Rasanya aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk menguasai mata kuliah ini, walaupun aku kurang suka dengan cara mengajar dosennya, yang membuatku seharusnya suka menjadi muak dengan mata kuliah ini. Tapi aku tetap belajar dan mempersiapkan diri saat ujian. Sudahlah, whatever will be, will be. Apa yang terjadi, terjadilah. Bukan saatnya memikirkan dan mencari siapa yang salah. Bukan waktunya pula untuk terus meratapi dan menyesali diri. Sekarang waktunya untuk instrospeksi diri apa yang telah aku lakukan selama ini, sehingga menjadikan aku seorang yang gagal. Mungkin aku lalai dan tidak berusaha dengan maksimal. Ku akui memang usaha ku belum maksimal, aku masih menunda waktu belajar, aku belum mengerahklan segenap kemampuanku untuk menguasai materi kuliah. Sudah seharusnya aku mengambil hikmah dari kejadian ini, karena pengalaman adalah guru yang paling berharga. Kegagalan ini menjadin cambuk bagiku untuk bangkit lagi dan terus maju ke arah yang lebih baik.


0 comments:

Post a Comment

2010/04/03

Failure

Mimpi buruk yang menghantuiku selama semester ini ternyata benar-benar terjadi. Sungguh diluar dugaan. Aku berharap ini hanya imajinasi dan bayangan ketakutanku saja. Namun realita tak dapat menutup-nutupi fakta yang ada. Kenyataan pahit yang harus aku terima dengan lapang dada meski sulit bagiku untuk menerima keadaan bahwa aku adalah seorang yang gagal. Aku telah gagal dalam mempertahankan nilai mata kuliahku kali ini. Nilai E terpampang jelas di kartu hasil studiku. Huruf yang sangat menyudutkanku, membuat perutku mual, membuat dadaku sesak, dan melemahkan pertahanan saat aku berdiri tegap.


Teringat saat aku pertama memeriksa nilaiku, dengan perasaan berkecamuk, rasa cemas yang terus menggerogoti pikiranku. Perlahan-lahan dan seksama mataku menyusuri deretan nilai yang baru dikeluarkan oleh dosen. Mataku berhenti pada satu titik, tepat dimana nama dan nomor bp ku tertera. Aku hanya tertegun dan bergeming menyaksikan huruf yang tertera disana. Tubuhku terasa lemas seolah energiku di serap oleh huruf yang beraura negatif itu. Huruf yang menghempaskan harapanku, menatapku sinis seolah menyeringai menertawakan kebodohanku. Menghujatku sebagai seorang pecundang.

Yah aku seorang pecundang. Aku seorang yang gagal. Aku seorang yang merugi. Aku tidak bisa memerbaiki nilaiku menjadi lebih baik. Jangankan untuk meningkatkan nilai mempertahankannya saja aku tidak sanggup. Meski mata kuliah berbeda namun dosennya tetap itu juga. Semestinya aku bisa memperbaiki setidaknya mempertahankan nilai dengan dosen yang sama. Semester lalu aku sudah hampir gagal dalam mata kuliah pertama yang ku ambil dengan dosen itu, beliau memberiku nilai D. Nilai yang jelek tapi masih bisa dikategorikan lulus. Walaupun harus mengantongi nilai D, tapi aku merasa sedikit lega setidaknya aku masih bisa mengambil mata kulah lanjutan. Mata kuliah itu adalah prasyarat untuk mengambil mata kuliah berikutnya. Semester lalu aku masih bisa mengambil mata kuliah lanjutan. Karena mata kuliah prasyaratku tidak gagal.

Keadaan berbeda untuk semester ini. Langkahku terhambat untuk melanjutkan mata kuliah yang ditawarkan. Nilaiku tidak memenuhi syarat untuk bisa mengikuti mata kuliah lanjutan. Semester depan aku harus memgulang dulu mata kuliah yang gagal ini untuk memperbaiki nilai. Setelah lulus baru aku bisa mengambil mata kuliah berikutnya. Bebanku makin berat, karena aku harus benar-benar berjuang agar mendapatkan nilai yang lebih baik. Aku tidak boleh gagal untuk yang kedua kalinya di mata kuliah yang sama. Itu akan membuatku sama saja dengan keledai, karena jatuh pada lobang yang sama. Aku bukan keledai, aku manusia yang dikaruniai akal dan pikiran untuk dapat berbuat yang lebih baik. Aku juga tidak mau memperpanjang masa kuliahku hanya karena harus mengulang mata kuliah yang itu-itu aja.

Dibalik kekecawaan dan keterpurukan ku ini, masih menyisakan sedikit celah yang membuatku sedikit tegar. Karena aku bukan satu-satunya mahasiswa yang mengalami kegagalan dalam mata kuliah ini. Masih ada beberapa orang temanku yang nasibnya sama denganku. Hanya sepuluh orang yang lulus dari tigapuluh orang mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dengan dosen itu. Setidaknya aku bukan satu-satunya orang yang gagal. Aku bukan satu-satunya pecundang. Aku bukan satu-satunya orang yang merugi. Yang jelas aku tidak sendiri. Tapi aku selalu bertanya-tanya kenapa hal sering ini terjadi, kejadian serupa juga terjadi di saat aku mengambil meta kuliah pertama kalinya dengan dosen ini, hanya beberapa orang dari kami yang dapat mencapai nilai yang baik. Menurut mahasiswa senior yang mengambil mata kuliah dan diajar oleh dosen yang sama. Hal serupa memang ada dari tahun ke tahun. Semenjak mata kuliah ini diajar oleh dosen yang mengajar saat ini. Aku heran apa yang salah. Kenapa hal ini terjadi berulang kali. Apa karena pelajarannya terlalu sulit sehingga mahasiswa tidak dapat menguasainya dengan baik. Tapi kenapa ada juga mahasiswa yang mendapat nilai bagus, dan mahasiswa yang di ajar dosen lain nilainya tidak separah nilai yang kami dapatkan. Atau karena factor cara dosen mengajar mempengaruhi penguasaan materi oleh mahasiswa.

Rasanya aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk menguasai mata kuliah ini, walaupun aku kurang suka dengan cara mengajar dosennya, yang membuatku seharusnya suka menjadi muak dengan mata kuliah ini. Tapi aku tetap belajar dan mempersiapkan diri saat ujian. Sudahlah, whatever will be, will be. Apa yang terjadi, terjadilah. Bukan saatnya memikirkan dan mencari siapa yang salah. Bukan waktunya pula untuk terus meratapi dan menyesali diri. Sekarang waktunya untuk instrospeksi diri apa yang telah aku lakukan selama ini, sehingga menjadikan aku seorang yang gagal. Mungkin aku lalai dan tidak berusaha dengan maksimal. Ku akui memang usaha ku belum maksimal, aku masih menunda waktu belajar, aku belum mengerahklan segenap kemampuanku untuk menguasai materi kuliah. Sudah seharusnya aku mengambil hikmah dari kejadian ini, karena pengalaman adalah guru yang paling berharga. Kegagalan ini menjadin cambuk bagiku untuk bangkit lagi dan terus maju ke arah yang lebih baik.


0 komentar:

Post a Comment

Copyright @ Miscellaneous Thoughts | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger | Distributed by: best blogger template personal best blogger magazine theme | cheapest vpn for mac cheap vpn with open ports