Aku lebih suka tinggal bersama Papa, meski setiap hari harus mencium bau oli dan dikerubungi perkakas bengkel. Aku tak peduli, walau tubuhku kumal sekalipun dan kecantikanku memudar karenanya. Biarlah sementara waktu pesonaku luntur, aku bosan jadi orang cantik. Sama muaknya memandang kemolekan Mama yang tak berhenti-henti memoles diri demi kekasih barunya.
Selamat Menua
Labels:
Friendship
Selamat ulang tahun kawan, selamat menua!
Entah dimana keberadaanmu sekarang, kabarnya kau merantau ke pulau seberang. Aku kehilangan jejakmu, semenjak kau putuskan meninggalkan kota itu. Diam-diam kau enyahkan langkahmu menjauh dari kampung halaman. Tentu seribu satu alasan yang menekan kepalamu, sehingga kau memilih lari, menanggalkan belenggu yang menyakiti. Lalu menjemput mimpi-mimpi yang dulu pernah kau lontarkan padaku ditepian danau tak beriak.
Nikahkan Saja
Labels:
Fiksi
“ Lelaki itu lebih pantas kau panggil bapak, bahkan ia lebih tua dari ayahmu.” Begitu kata yang terlontar dari mulut ibu saat aku mengutarakaan niat untuk menikahi bang Jamil. Kekasihku.
“ Kami saling mencintai.”
“ Tak cukup hanya cinta, Yus. Cinta tak dapat mengganjal perutmu.”
“ Aku telah memikirkan semua risikonya, Bu. Aku ingin menikah.”
“ Riwayat pernikahannya sangat buruk. Tidakkah kau bercermin pada tiga orang perempuan yang telah gagal bertahan sebagai istrinya?”
Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya. Menatapku dengan pandangan sinis.
“ Entah apa pesona laki-laki tua ini di matamu, Yus? Dia hanya supir truk, tentu kau sudah paham bagaimana citra supir truk di kampung kita. Hidup bergelimang maksiat.”
Aku hanya bergeming. Tertunduk. Tak sanggup menatap wajah ibu.
“ Tidak, Yus. Aku tak sudi anak gadisku satu-satunya menikah dengan duda tua dan melarat. Kalau kau memang sudah tidak tahan untuk menikah, biar kucarikan laki-laki yang lebih pantas untukmu.”
Tangisanku pecah, bendungan yang kutahan dengan kelopak mata jebol seketika.
“ Aku sedang mengandung anaknya.”
Teruntuk perempuan, berpandai-pandailah memilih pendamping hidup.
Pandaisikek, 31 maret 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)
2011/04/02
Pura - Pura Cantik
Aku lebih suka tinggal bersama Papa, meski setiap hari harus mencium bau oli dan dikerubungi perkakas bengkel. Aku tak peduli, walau tubuhku kumal sekalipun dan kecantikanku memudar karenanya. Biarlah sementara waktu pesonaku luntur, aku bosan jadi orang cantik. Sama muaknya memandang kemolekan Mama yang tak berhenti-henti memoles diri demi kekasih barunya.
Selamat Menua
Selamat ulang tahun kawan, selamat menua!
Entah dimana keberadaanmu sekarang, kabarnya kau merantau ke pulau seberang. Aku kehilangan jejakmu, semenjak kau putuskan meninggalkan kota itu. Diam-diam kau enyahkan langkahmu menjauh dari kampung halaman. Tentu seribu satu alasan yang menekan kepalamu, sehingga kau memilih lari, menanggalkan belenggu yang menyakiti. Lalu menjemput mimpi-mimpi yang dulu pernah kau lontarkan padaku ditepian danau tak beriak.
2011/04/01
Nikahkan Saja
“ Lelaki itu lebih pantas kau panggil bapak, bahkan ia lebih tua dari ayahmu.” Begitu kata yang terlontar dari mulut ibu saat aku mengutarakaan niat untuk menikahi bang Jamil. Kekasihku.
“ Kami saling mencintai.”
“ Tak cukup hanya cinta, Yus. Cinta tak dapat mengganjal perutmu.”
“ Aku telah memikirkan semua risikonya, Bu. Aku ingin menikah.”
“ Riwayat pernikahannya sangat buruk. Tidakkah kau bercermin pada tiga orang perempuan yang telah gagal bertahan sebagai istrinya?”
Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya. Menatapku dengan pandangan sinis.
“ Entah apa pesona laki-laki tua ini di matamu, Yus? Dia hanya supir truk, tentu kau sudah paham bagaimana citra supir truk di kampung kita. Hidup bergelimang maksiat.”
Aku hanya bergeming. Tertunduk. Tak sanggup menatap wajah ibu.
“ Tidak, Yus. Aku tak sudi anak gadisku satu-satunya menikah dengan duda tua dan melarat. Kalau kau memang sudah tidak tahan untuk menikah, biar kucarikan laki-laki yang lebih pantas untukmu.”
Tangisanku pecah, bendungan yang kutahan dengan kelopak mata jebol seketika.
“ Aku sedang mengandung anaknya.”
Teruntuk perempuan, berpandai-pandailah memilih pendamping hidup.
Pandaisikek, 31 maret 2011