Tapi Bukan Aku


Akhirnya dia menemukan bidadarinya. Pendamping hidup yang akan mememani hari-harinya ke depan. Ibu dari anak-anaknya nanti. Bahkan bidadari itu mungkin cinta sejatinya, yang tak pernah ia temukan pada perempuan manapun, termasuk aku. Meskipun dia pernah berikrar mengenai cintanya, bukan berarti  otomatis dia memilihku sebagai pendampingnya. Janji setia bukan jaminan untuk cinta sehidup semati, karena cinta bisa saja berpaling jika tak ada keteguhan hati dan pondasi yang kuat untuk saling mencintai.

Wedding Kak Ocha

Kepadamu yang Kelak Kupanggil Suami


Sebelum mengenalmu tahu isi hatimu
Sebelum diriku berharga bagimu
Sebelum kita bersama menjalin asa
Sebelum cinta tertutur lewat bahasa
Disaat namaku belum kau kenali
Disaat perasaanku belum kau tahu
Disaat jarak kita masih terlalu jauh
Ku sudah melihatmu di dalm anganku
Ku impikan seseorang memegang tanganku
Ku bayangkan senyummu dimataku
Ku lihat kau bahagia mendengar kata-kataku
Di dalam hatiku dan di dalam jiwaku
Ku tahu hanya padamu ku kan terpaku
Segenap tenaga daya yang ada padaku
Ku pastikan cintaku berlaku
( Saykoji – Cintaku Takkan Berubah )

Bagaimana perasaanmu mendapati aku menjadi pendamping hidupmu kelak? Apa kau akan bahagia? Aku harap begitu, kerena kita telah sama-sama memilih, menjalani takdir untuk saling berbagi dan melengkapi.  Aku akan tetap menggenggam tangganmu saat kita melangkah bersama menelusuri labirin kehidupan. Apa yang membuat hari-hari kita indah, selain perasaan kita yang saling menyatu dan rasa membutuhkan satu sama lain. 

Estetika Bahasa

Hampir empat tahun meninggalkan bangku SMA, aku sudah mulai melupakan materi yang dipelajari waktu sekolah dulu, padahal dulu aku lumayan menguasai pelajaran yang kuperoleh. Namun kini, ketika Anggun mengajakku diskusi tentang pelajaran sekolahnya aku lebih banyak menjawab “Entahlah”, “Lupa tuh”, “Enggak tahu”, “Eh, masa sih?”. Percuma dia bertanya padaku. Apa yang mau diajari? Hanya segelintir materi yang masih ku ingat, terselip di memori otakku yang tiap detik bertambah. Bahkan aku melupakan materi mata pelajaran favoritku. Di sini berlaku teori “ Lancar kaji karena di ulang”. Pepatah lama yang sering terlupakan, memang benar adanya.

What If I'm The Bad Girl?


Dalam literatur, antagonis adalah karakter yang melawan karakter utama atau protagonis. Antagonis sering merupakan seorang penjahat, terkadang mungkin binatang, atau hal lainnya yang merupakan konflik dengan protagonis. Antagonis biasanya jahat dan tidak baik serta sering menjadi pembuat onar (wikipedia). Tokoh antagonis seringkali menjadi musuh yang menyebabkan konflik itu terjadi. Tokoh protagonis dan antagonis harus memungkinkan menjalin pertikaian, dan pertikaian itu harus berkembang mencapai klimaks. Tokoh antagonis harus memiliki watak yang kuat dan kontradiktif terhadap tokoh protagonis.
Ketika menonton film atau membaca novel aku tidak hanya tertarik pada tokoh protagonis saja, namun peran antagonis juga membuatku terpesona. Aku tak pernah membenci lawan tokoh utama yang berperan sebagai penjahat.  Malah aksi-aksi mereka membuatku kagum, orang-orang yang memiliki ambisi, licik, dan melakukan apapun agar keinginannya tercapai. Memang sifat buruk sang tokoh jahat tidak patut ditiru, namun ada keberanian di sana, keberanian untuk mewujudkan obsesi.

Me, My Self, and I



There was a man A lonely man
Who lost his love
Through his indifference
A heart that cared
That went unshared
Until it died
Within his silence
and solitaire’s the only game in town
And every road that takes him
Takes him down
And by himself it’s easy to pretend
He’ll never love again
and keeping to himself
He plays the game
Without her love
It always ends the same
While life goes on around him everywhere
He’s playing solitaire
A little hope
Goes up in smoke
Just how it goes
Goes without saying
There was a man
A lonely man
Who would command
The hand he’s playing

( The Carpenters – Solitaire )
Sebelumnya yang aku tahu tentang soliter adalah sebuah permain di komputer, permainan kartu seorang diri yang menguji kesabaran. Bahkan aku sendiri sudah lupa bagaimana cara memainkannya.  Nama permainannya adalah solitaire, namun yang aku maksud di sini adalah soliter, yang jelas bukan sejenis permainan kartu di komputer. Persamaannya mungkin terletak pada aktivitas yang dilakukan sendiri tanpa melibatkan orang lain. Belakangan aku sering menemukan kata-kata soliter dalam beberapa tulisan yang aku baca. Penasaran dengan makna yang lebih dalam tentang kata ini, aku pun menerawangnya dengan bantuan mbah gugel.

My Coolest GPA


Semester ini aku telah menorehkan rekor tertinggi pada ipeku. Tak pernah senyum selebar ini tersungging di bibirku saat menatap ipe yang tertera di kartu hasil studi tiap akhir semester. Kali ini aku boleh tersenyum bangga, ingin kutunjukkan pada dunia (halah!) bahwa aku mampu menghasilkan kinerja yang baik, aku bukan pecundang, ingin kuteriakkan “ Gue bisa! Ini lho hasil kerja keras gue selama semester ini! See! See! Hehehe  

Unlimited Love


Bicara tentang ibu, berarti bicara tentang orang yang pertama kali dekat dalam kehidupan kita. Seseorang yang dalam susah dan senang, membawa-bawa kita dalam rahimnya, kurang lebih lebih sembilan bulan tanpa kenal lelah. Bicara tentang ibu, berarti bicara tentang kasih sayang yang tak pernah putus, bercerita tentang ribuan nyanyian cinta tak berperi. Pengorbanan yang tak kunjung henti demi kebahagiaan kita buah hatinya tersayang. Cinta ibu berbatas cakrawala. Tak terhingga.

Sadness is Beyond Description


Udara begitu dingin dengan kabut tebal. Suasana lengang mencekam. Orang-orang kelihatannya enggan keluar rumah karena cuaca tidak bersahabat.  Semua hening, yang terdengar hanya bunyi tetesan air hujan dan gemuruh suara guntur. Kawasan perumahan itu seperti tak berpenghuni, seolah-olah semua orang berhenti melaksanakan aktivitas dan terlelap di rumah masing-masing. Jalananpun tampak sunyi, hanya sesekali kendaraan melintas.
Di depan sebuah rumah bercat kuning, seorang gadis kecil sedang meringkuk kedinginan. Tubuhnya basah kuyup dan menggigil. Bibirnya membiru dengan kedua mata yang sembab, sepertinya ia habis menangis. Anak itu merapatkan ke dua kaki ke dadanya, kedua tangan didekapkannya ke kaki, mencoba menghangatkan badannya yang sudah pucat pasi.
Wajahnya kuyu dan basah. Bukan hanya terkena terpaan hujan, air mata ikut menggenangi pipinya. Bersama hujan ia menangis, berharap gundah yang dirasakannya ikut luruh bersama air mata dan menghilang terbawa arus hujan.  
Jangan berhenti hujan, sampai pilu di hatiku sirna,” ucapnya lirih.

2011/02/20

Tapi Bukan Aku


Akhirnya dia menemukan bidadarinya. Pendamping hidup yang akan mememani hari-harinya ke depan. Ibu dari anak-anaknya nanti. Bahkan bidadari itu mungkin cinta sejatinya, yang tak pernah ia temukan pada perempuan manapun, termasuk aku. Meskipun dia pernah berikrar mengenai cintanya, bukan berarti  otomatis dia memilihku sebagai pendampingnya. Janji setia bukan jaminan untuk cinta sehidup semati, karena cinta bisa saja berpaling jika tak ada keteguhan hati dan pondasi yang kuat untuk saling mencintai.

2011/02/07

Wedding Kak Ocha

2011/02/05

Kepadamu yang Kelak Kupanggil Suami


Sebelum mengenalmu tahu isi hatimu
Sebelum diriku berharga bagimu
Sebelum kita bersama menjalin asa
Sebelum cinta tertutur lewat bahasa
Disaat namaku belum kau kenali
Disaat perasaanku belum kau tahu
Disaat jarak kita masih terlalu jauh
Ku sudah melihatmu di dalm anganku
Ku impikan seseorang memegang tanganku
Ku bayangkan senyummu dimataku
Ku lihat kau bahagia mendengar kata-kataku
Di dalam hatiku dan di dalam jiwaku
Ku tahu hanya padamu ku kan terpaku
Segenap tenaga daya yang ada padaku
Ku pastikan cintaku berlaku
( Saykoji – Cintaku Takkan Berubah )

Bagaimana perasaanmu mendapati aku menjadi pendamping hidupmu kelak? Apa kau akan bahagia? Aku harap begitu, kerena kita telah sama-sama memilih, menjalani takdir untuk saling berbagi dan melengkapi.  Aku akan tetap menggenggam tangganmu saat kita melangkah bersama menelusuri labirin kehidupan. Apa yang membuat hari-hari kita indah, selain perasaan kita yang saling menyatu dan rasa membutuhkan satu sama lain. 

2011/02/04

Estetika Bahasa

Hampir empat tahun meninggalkan bangku SMA, aku sudah mulai melupakan materi yang dipelajari waktu sekolah dulu, padahal dulu aku lumayan menguasai pelajaran yang kuperoleh. Namun kini, ketika Anggun mengajakku diskusi tentang pelajaran sekolahnya aku lebih banyak menjawab “Entahlah”, “Lupa tuh”, “Enggak tahu”, “Eh, masa sih?”. Percuma dia bertanya padaku. Apa yang mau diajari? Hanya segelintir materi yang masih ku ingat, terselip di memori otakku yang tiap detik bertambah. Bahkan aku melupakan materi mata pelajaran favoritku. Di sini berlaku teori “ Lancar kaji karena di ulang”. Pepatah lama yang sering terlupakan, memang benar adanya.

What If I'm The Bad Girl?


Dalam literatur, antagonis adalah karakter yang melawan karakter utama atau protagonis. Antagonis sering merupakan seorang penjahat, terkadang mungkin binatang, atau hal lainnya yang merupakan konflik dengan protagonis. Antagonis biasanya jahat dan tidak baik serta sering menjadi pembuat onar (wikipedia). Tokoh antagonis seringkali menjadi musuh yang menyebabkan konflik itu terjadi. Tokoh protagonis dan antagonis harus memungkinkan menjalin pertikaian, dan pertikaian itu harus berkembang mencapai klimaks. Tokoh antagonis harus memiliki watak yang kuat dan kontradiktif terhadap tokoh protagonis.
Ketika menonton film atau membaca novel aku tidak hanya tertarik pada tokoh protagonis saja, namun peran antagonis juga membuatku terpesona. Aku tak pernah membenci lawan tokoh utama yang berperan sebagai penjahat.  Malah aksi-aksi mereka membuatku kagum, orang-orang yang memiliki ambisi, licik, dan melakukan apapun agar keinginannya tercapai. Memang sifat buruk sang tokoh jahat tidak patut ditiru, namun ada keberanian di sana, keberanian untuk mewujudkan obsesi.

Me, My Self, and I



There was a man A lonely man
Who lost his love
Through his indifference
A heart that cared
That went unshared
Until it died
Within his silence
and solitaire’s the only game in town
And every road that takes him
Takes him down
And by himself it’s easy to pretend
He’ll never love again
and keeping to himself
He plays the game
Without her love
It always ends the same
While life goes on around him everywhere
He’s playing solitaire
A little hope
Goes up in smoke
Just how it goes
Goes without saying
There was a man
A lonely man
Who would command
The hand he’s playing

( The Carpenters – Solitaire )
Sebelumnya yang aku tahu tentang soliter adalah sebuah permain di komputer, permainan kartu seorang diri yang menguji kesabaran. Bahkan aku sendiri sudah lupa bagaimana cara memainkannya.  Nama permainannya adalah solitaire, namun yang aku maksud di sini adalah soliter, yang jelas bukan sejenis permainan kartu di komputer. Persamaannya mungkin terletak pada aktivitas yang dilakukan sendiri tanpa melibatkan orang lain. Belakangan aku sering menemukan kata-kata soliter dalam beberapa tulisan yang aku baca. Penasaran dengan makna yang lebih dalam tentang kata ini, aku pun menerawangnya dengan bantuan mbah gugel.

2011/02/02

My Coolest GPA


Semester ini aku telah menorehkan rekor tertinggi pada ipeku. Tak pernah senyum selebar ini tersungging di bibirku saat menatap ipe yang tertera di kartu hasil studi tiap akhir semester. Kali ini aku boleh tersenyum bangga, ingin kutunjukkan pada dunia (halah!) bahwa aku mampu menghasilkan kinerja yang baik, aku bukan pecundang, ingin kuteriakkan “ Gue bisa! Ini lho hasil kerja keras gue selama semester ini! See! See! Hehehe  

Unlimited Love


Bicara tentang ibu, berarti bicara tentang orang yang pertama kali dekat dalam kehidupan kita. Seseorang yang dalam susah dan senang, membawa-bawa kita dalam rahimnya, kurang lebih lebih sembilan bulan tanpa kenal lelah. Bicara tentang ibu, berarti bicara tentang kasih sayang yang tak pernah putus, bercerita tentang ribuan nyanyian cinta tak berperi. Pengorbanan yang tak kunjung henti demi kebahagiaan kita buah hatinya tersayang. Cinta ibu berbatas cakrawala. Tak terhingga.

Sadness is Beyond Description


Udara begitu dingin dengan kabut tebal. Suasana lengang mencekam. Orang-orang kelihatannya enggan keluar rumah karena cuaca tidak bersahabat.  Semua hening, yang terdengar hanya bunyi tetesan air hujan dan gemuruh suara guntur. Kawasan perumahan itu seperti tak berpenghuni, seolah-olah semua orang berhenti melaksanakan aktivitas dan terlelap di rumah masing-masing. Jalananpun tampak sunyi, hanya sesekali kendaraan melintas.
Di depan sebuah rumah bercat kuning, seorang gadis kecil sedang meringkuk kedinginan. Tubuhnya basah kuyup dan menggigil. Bibirnya membiru dengan kedua mata yang sembab, sepertinya ia habis menangis. Anak itu merapatkan ke dua kaki ke dadanya, kedua tangan didekapkannya ke kaki, mencoba menghangatkan badannya yang sudah pucat pasi.
Wajahnya kuyu dan basah. Bukan hanya terkena terpaan hujan, air mata ikut menggenangi pipinya. Bersama hujan ia menangis, berharap gundah yang dirasakannya ikut luruh bersama air mata dan menghilang terbawa arus hujan.  
Jangan berhenti hujan, sampai pilu di hatiku sirna,” ucapnya lirih.

Copyright @ Miscellaneous Thoughts | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger | Distributed by: best blogger template personal best blogger magazine theme | cheapest vpn for mac cheap vpn with open ports