Negeri Van Oranje

Membaca novel ini, membuat saya seperti di ajak berkeliling Belanda. Deskripsinya sangat detil menjelaskan seluk-beluk negeri Belanda, mulai dari kehidupan dan budaya masyarakat disana sampai pada tempat-tempat  eksotis ala Eropa. Membacanya saja sudah membuat saya larut dalam keindahan  negeri kincir angin ini, apalagi jika benar-benar berada di sana, gak kebayang gimana rasanya. Novel yang dikemas dengan gaya lincah, kocak, dan menyentuh emosi ini, membuat saya benar-benar ingin menginjakkan kaki di benua Eropa

Diceritakan tentang lima orang mahasiswa S2 asal indonesia yang tidak sengaja bertemu di sebuah stasiun kereta,  bernama Amersfort.  Pertemuan dramatis yang tanpa disadari akan membelokkan jalah hidup mereka. Berkat badai, kretek, dan takdir, terbentuklah sebuah geng yang dijuluki Aagaban alias Aliansi Amersrfort GAra-gara Badai di Netherlands. Berangotakan Lintang, Gery, Daus, Wicak, dan Banjar. Keberadaan Lintang yang satu-satunya perempuan, membawa cerita seru dan menarik di antara mereka. 

Suka duka kehidupan mahasiswa di negeri orang, dengan beasiswa terbatas, membuat mereka menyiasati segala hal agar tetap bisa menikmati keindahan dan kemewahan yang ditawarkan negara ini. Termasuk mencari tambahan euro dengan bekerja sambilan, seperti yang banyak dilakukan oleh mahasiswa Eropa. Belum lagi culture shock yang dihadapi, karena banyak perbedaan budaya sehari-hari antara Indonesia dengan Belanda. Termasuk perjuangan super keras untuk dapat manamatkan pendidikan dengan nilai yang tidak memalukan.

Konflik pun kemudian timbul dalam persahabatan mereka. Para pria anggota geng Aagaban keculai Gery, ternyata menaruh hati pada Lintang. Diam-diam tanpa sepengetahuan yang lain, masing-masing dari mereka mengeluarkan jurus jitu untuk mendapatkan perhatian Lintang. Apalagi setelah Lintang putus dengan kekasih bulenya, Jeroen. Mereka pun mencari akal agar bisa berduaan saja dengan Lintang, tanpa sahabat yang lain. Lintang sama sekali tidak menyadari perasaan rekan-rekannya ini. Hanya Gery yang menyita perhatian Lintang sepanjang waktu. Gery, sosok pria flamboyan dan baik hati, idaman semua wanita, termasuk Lintang.

Impian Lintang kandas untuk mendapatkan cinta Gery setelah dia menyaksikan Gery berciuman mesra dengan seorang laki-laki di apartemennya. Ternyata Gery seorang gay. Gery tak pernah coming out pada para sahabatnya ini tentang orientasi seksualnya sebelum kejadian itu. Namun hal ini, tidak merusak persahabatan mereka. Seorang sahabat harus dapat menerima bagaimanapun keadaan sahabatnya.

Setelah menjalani proses perkuliahan yang berliku, menyelesaikan tesis yang menyita waktu dan tenaga, dan mendapatkan gelar di bidang masing-masing, akhirnya mereka memutuskan untuk berwisata menjelajahi eropa sebelum kembali ke Indonesia. Para sahabat ini , minus Gery ( Gery sudah sering keliling Eropa karena sudah di belanda sejak kuliah s1 ) kemuadian mengadakan perjalanan ke beberapa negara di benua Eropa.

 Perjalanan ala Eurotrip ini ternyata membuahkan suatu peristiwa penting yang akhirnya menentukan takdir mereka.

“ Lintang... I love you when you smile. I love you when you yell. I love you when you cry. I even love you when you’re drunk. All I know...is that I love you “

Wicak, the lucky guy yang berhasil mengutarakan perasaannya pada Lintang. Di saat itu, Lintang tak sekadar melihat wajah seorang sahabat saat memandang pria yang bicara padanya.

Pada akhirnya , mereka menemukan kebahagian masing-masing. Banjar sukses mendirikan sebuah perusahaan sendiri, Daus didapuk menjadi salah seorang juru bicara Istana Kepresidenan, Wicak bekerja di LSM internasional di Barcelona, Lintang menjadi diplomat di Depertemen Luar Negeri, dan Gery menjabat sebagai marketing manager di kantor pusat Philllips. Setelah menyelesika studi di Belanda, mereka kembali bertemu dalam sebuah acara spesial. Pernikahan Lintang dengan Wicak.

Selain berkisah susah senangnya menjadi mahasiswa rantau di Eropa, mereka juga berbagi tip bertahan hidup di Eropa. Sungguh kisah yang sanagt inspiratif. Membuat saya makin termotivasi untuk bisa menyenyam pendidikan di Eropa, atau setidaknya menginjakkan kaki di benua Eopa.

Novel ini ditulis keroyokan oleh empat orang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Belanda. Mereka adalah Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi, dan Rizki Pandu Perdana. Mereka sukses membuat impian saya makin menggeliat dalam diri ini.

Set Me Free

Hari ini, Indonesia merayakan kemerdekaanya yang ke 66. Sudah bertahun-tahun Indonesia merdeka dan bebas dari penjajah. Tiap kali merayakan dirgahayu Indonesia, saya selalu tergelitik dan bertanya-tanya tentang arti merdeka. Setidaknya kemerdekaan bagi diri saya sendiri.

Saya menggartikan merdeka itu sebagi sebuah kebebasan. Tanpa ada ikatan dan belenggu. Dari dulu saya merasa menjadi seseorang yang merdeka. Tak ada tuntutan yang mengekang langah saya dalam menjalani apapun keinginan saya. Orangtua saya bukanlah tipe orang tua yang diktator yang memaksakan kehendaknya. Juga bukan orang tua yang suka melarang keinginan anaknya. Itu yang saya suka dari orang tua saya, tidak banyak aturan. Selagi dalam batas norma,  lakukanlah apa yang kau mau. Rasa percaya mereka diletakkan di pundak saya. Tentu saja saya sangat menghargai kebebasan ini, segala tindakan dan keputusan yang saya ambil kelak akan saya pertanggungjawabkan kepada mereka.

The Lucky Key

Kejadian hari ini ­membuat saya benar-benar shock. Bagaimana mungkin saya dengan sembrononya meninggalkan kosan dalam keadaan siap untuk dimasuki siapa saja. Karena terburu-buru saya lupa mencabut kunci dari lubangnya. Padahal kemarain, teman sebelah kamar saya baru saja kemalingan karena meninggalkan pintu kamarnya dalam keadaan terbuka. Sebentar saja dia pergi ke dapur, tiba-tiba pas balik ke kamar, dia malah mendapati dompet dan handphone-nya lenyap. Tak seorang pun menyadari ada orang asing yang masuk ke area kosan, karena semua pada sibuk dengan aktivitas di kamar masing-masing. Kebangetan tu maling, bulan puasa masih sempat-sempatnya nyolong barang orang.

Jadi, siang ini saya berencana mau pergi menemui dosen pembimbing skripsi. Saya berangkat dengan semangat 45 meskipun di luar hujan mengguyur sangat lebat. Bahkan walau badai menghadang sekalipun, akan tetap saya tempuh demi segelintir perjuangan untuk masa depan ini. Cieleee!! ( efek 17 agustusan cin )

Menyingkap Kebohongan Lewat Bahasa Tubuh

Hampir setiap orang pernah berbohong, baik disadari maupun tidak, direncanakan maupun spontan. Pada saat tertentu mungkin seseorang mencurigai Anda bahwa Anda sedang berbohong. Atau sebaliknya, Anda curiga bahwa orang itulah yang sedang berbohong. Masalahnya, tahukan Anda kalau dia benar – benar berbohong?

Sebenarnya, tidaklah sulit untuk mengetahui apakah lawan bicara Anda sedang berbohong atau tidak. Bahasa tubuh, secara spontan dan sering tidak disadari, akan membeberkan kebohongan tersebut. Hal ini terjadi karena orang yang sedang berbohong lebih memerhatikan ucapannya dari pada apa yang terjadi pada tubuhnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Desmond Morris menyimpulkan bahwa Anda tidak dapat memalsukan bahasa tubuh. Akan tetapi, bukan tidak mungkin, orang yang pekerjaannya berbohong bisa mempelajari bahasa tubuh sehingga bisa memanipulasinya. Menangkap sinyal kebohongan dari orang seperti itu memang sedikit sulit.

Namun, sepintar-pintar menyembunyikan kebohongan , pastilah ada isyarat tubuh yang lepas kontrolnya karena otak memiliki sistem pengaman yang akan diteruskan apabila menerima pesan non verbal yang tidak selaras. Dalam hal ini, wajah merupakan bagian tubuh yang paling sering menunjukkan sinyal kebohongan.

Tanya Kenapa

“ Apakah engkau tidak pernah merasa, bahwa subsidi pendidikan yang oleh negara diberikan padamu untuk kelancaran kuliahmu adalah sebuah amanah? Amanah dari rakyat, amanah dari keringat serta penderitaan mereka, karena subsidi itu berasal dari pajak. Pajak yang dibayarkan dari pedagang, dari tukang becak yang membeli indomie misalnya, dari buruh yang membeli rokok, dari pemulung, dari pengemis, dari penjudi, dari pemabuk. Mereka semua menyimpan harapan bahwa kelak, engkau akan membangun bangsa ini menjadi lebih baik, karena mereka percaya bahwa engkau adalah kaum terdidik. Lalu bagaimana engkau bisa, menghamburkan waktumu dengan sibuk berjam-jam setiap hari memencet-mencet SMS, berhalo-halo menghamburkan uang bersama pacar-pacarmu, merusak komputermu dengan suara-suara dan gambar-gambar VCD bajakan, menghabiskan waktu dengan mengakses situs-situs tak bermutu di internet, berhura-hura di cafe-cafe, begadang tak menentu sampai larut malam untuk kemudian siangnya engkau mengantuk? Apakah engkau tahu, bahwa mengkhianati amanah jutaan rakyat adalah sebuah dosa besar, yang kelak akan engkau pertanggungjawabkan dengan berat di hadapan Tuhanmu?

Desperado

Pada hakikatku berkisah. Cerita hidup sepi, sebatang kara. Biarkanlah kuberbagi pada kalian, yang belum merasakan arti sebuah kesendirian. Selami tiap inci hatiku, kau akan temukan sebidang tanah lapang, tandus, panas, gersang, hampa. Tak ada unsur apapun di sana. Bahkan setetes cinta.

Kawan, dulu aku adalah telaga, dulu aku adalah kebun anggur, dulu aku adalah muara. Dulu, dulu sekali, hingga kini kulelah dengan kata dulu. Tahukah kau mengapa? Karena dulu merupakan sejarah usang. Dulu buatku adalah penyesalan.

Siasat Pemburu Cerita

Salah satu tempat cuci mata yang gak cuma menyegarkan mata tapi juga menormalkan kembali kesembrawutan saraf otak karena harus kerja rodi mencerna materi pelajaran selama beberapa bulan ini adalah toko buku. Target utama saya tentu saya bukan buku-buku kuliah ataupun buku yang membutuhkan kernyitan dahi untuk membacanya.  Saya hanya lagi butuh buku-buku hiburan, seperti novel, kumpulan cerpen, buku cerita, pokoknya yang berbau fiksi. Rasanya pengen menghilang dulu dari realita yang menjemukan ini, lalu menenggelamkan diri ke dunia fantasi yang diciptakan si pengarang.  Imajinasi saya perlu dibangkitkan lagi, setelah sekian lama otak saya diajak untuk berpikir keras tentang rasionalitas. Sekarang saatnya memanjakan kepala dengan suplai bacaan yang menyegarkan.


Mahakarya Bulan Puasa

Rasa syukur yang tak hingga bagi Allah SWT yang masih memberikan saya kesempatan untuk menikmati indahnya Ramadhan tahun ini. Karena Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan, saya sadar bahwa begitu banyak dosa yang telah saya perbuat dan pahala yang masih sedikit saya tabung. Mudah-mudahan Ramadhan kali ini akan menjadi ajang bagi saya untuk menyempurnakan ibadah kepada Allah SWT.

Saya berharap bulan ini target dunia akhirat saya tercapai. Tujuan akhirat tentu saja ibadah yang lebih baik, mengejar pahala palaha sebesar-besarnya. Sedangkan untuk target dunia, saya tengah berjibaku dengan sebuah mahakarya yang disebut skipsi. Semoga puasa menjadikan saya semakin giat menggarap skipsi yang tak kunjung selesai ini. Bagaimanapun juga tahun ini saya harus segera mengakhiri predikat saya sebagai mahasiswa. I promise!


Lontar Maaf


Meski jarak kelewat jauh untuk direngkuh
Meski kesempatan tak memberi kuasa untuk berjabat
Lewat aksara virtual ini
Izinkan aku melontarkan padamu
Sebentuk permohonan maaf
Atas salah dan khilaf yang pernah tertoreh
Sepanjang perjalanan kita
Sebab aku yang terkadang tak santun dalan bertutur
Sebab tingkah yang tak selalu patut dalam berlaku
Mungkin saja duri terselip di sela cengkerama
Sepantasnyalah kita, aku dan kamu
Saling memaafkan satu sama lain
Hingga kujemput Ramadhan  dengan kesucian kalbu.

Last Season


Tahun terakhir kuliah menjadi ajang kumpul-kumpul yang lebih intens bagi saya dan teman-tema kuliah. Karena tidak lama lagi masing-masing dari kita mau tidak mau harus meninggalkan kampus tercinta. Dan tentu saja kebersamaan yang telah terjalalin hampir empat tahun akan segera usai. Sekarang aja udah ada dari beberapa teman seangkatan yang wisuda, walaupun gak banyak sih,  tapi tetap membuktikan bahwa dari angkatan kita tetap ada yang melejit, tamat dengan predikat summa cum laude. Bahkan ada beberapa orang teman yang sudah punya kursi di dunia kerja, meskipun mereka belum tamat. Mereka berhasil menaklukkan tes masuk Price Waterhaouse Coopers  (PWC), salah satu dari empat kantor akuntan publik terbesar di dunia. Keberuntungan-keberuntungan yang menjadi idaman setiap mahasiswa dimana pun, termasuk saya.

I Have A Dream

Saya punya mimpi dalam hidup. Sangat banyak. Tak perlu dirinci, karena kasihan jari ini mengeja  sejuta impian yang bersemanyam di kepala. Sepertinya tidak patut pula saya ceritakan pada orang-orang tentang mimpi yang terus menghantui hari-hari saya. Mungkin saja mereka akan mencela, mengatai sebagai tukang khayal, bahkan menuduh saya kurang waras.

Tapi ini bukan hanya fantasi belaka. Bukan pula bunga tidur yang dilupakan setelah terbangun. Imajinasi liar saya tumbuh seolah-olah nyata dan terus tumbuh dalam jiwa dan raga. Tidak sekedar mimpi, tapi sebuah harapan yang menjadi tujuan hidup. Bagaimana mungkin membinasakanya. Kalau kebahagiaan saya melekat pada asa. Ruh saya seperti sudah menyatu dengan mimpi-mimpi. Apalah arti perjalanan tanpa suatu tujuan. Tak bisa saya bayangkan betapa hampa dan kosongnya hidup saya tanpa sebuah cita. Denyut hidup saya lebih terasa berdetak dengan adanya obsesi. Kehidupan saya menjadi terasa begitu bergairah.

Penyangga Rapuh

Gulanaku berserak sepanjang jalan
seiring perlina kidung harapan
Darahpun berceceran di jalan bersalju
noda memeta di hamparan putih
melukiskan jejak sebentuk cacat
Ternyata sebilah pisau berkarat
terselip di balik lidahmu
mengoyakkkan sayap-sayap
membilah sesayat kalbu
Badai pun menerjang sekat amarah
Merambah penyangga rapuh
tanpa menyisakan secuil pegangan utuh
aku kehilangan pilar tempat bersandar

Padang, 15 Juli 2011

Lara Juli


Namaku Juli. Tepat pertengahan bulan ketujuh kala itu aku berulang tahun yang sepuluh. Seperti biasa, tak pernah ada kado, lilin, kue, nyanyian, pesta, bahkan ucapan selamat ulang tahun. Tapi aku selalu bahagia. Aku merayakannya sendiri dalam hati sambil berpesta dengan Tuhan. Aku tahu Tuhan bersamaku, meski orang-orang melupakan momen pertama kali aku menyapa dunia bahkan hampir melupakan keberadaanku. Kulalui dengan senang hati. 

Namun, kali ini tak lagi aku gembira. Kesedihan menyelimuti hariku. Ulang tahun terpahit yang pernah aku lalui. Kata bu guru, raporku kebakaran.Aku tinggal kelas! Oh alangkah bodohnya diriku. Apa kata papa nanti? Pasti beliau kecewa lagi.  Ingin aku bicara dengan papa dan menjelaskan duduk perkaranya. Kutunggu papa didepan pintu hingga penghujung senja. Beliu tak muncul. Sampai malam papa tak jua datang.
Tengah malam bagai mimpi buruk aku tersentak mendengar suara bariton lelaki yang kucintai. Dia berteriak-teriak sambil  mengemasi pakaiannya, dan kulihat mama menangis di sudut kamar setelah mereka bertengkar hebat.  Dengan tangis terisak kusaksikan papa melesat hilang ditelan malam.  Papa meninggalkanku, meninggalkan adik-adik, meninggalkan mama. Betapa jerinya hatiku. Papa pergi! Tak kujumpai lagi papa sejak malam itu. Aku rasa dibuang.
Putri kecil hapus laramu. Hidup terkadang pahit, tapi kamu bisa membuatnya manis dengan lirih do’a yang kau untai dalam sujudmu. Sebelum tidur, jangan lupa selipkan mimpimu di bawah bantal, karena ibu peri masih setia mengirimkannya ke langit. Hingga Tuhan menjadikannya nyata.

Open Up Your Mind






Mawar Hitam


Akankah hari ini kau datang?
Dengan kuda bersayap dan setangkai lili putih.
Oh, belum waktunya barangkali.
Karena masih kutemukan mawar hitam di sudut kamar
Layu dan rontok satu-satu.
Kuurungkan langkah menjemput malam.
Lalu bergeming memeluk waktu.
Menjaga sisa harapan bergelimang resah
yang mengering di ujung senja.

Cinta dan Kesetaraan

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”  (QS An Nur: 26)

Ayat ini diturunkan ketika fitnah perselingkuhan meninpa Aisyah istri Rasulullah SAW. Kala itu dalam suatu perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq, Aisyah ra terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan. Kemudian Aisyah naik ke untanya dan dikawal oleh Shafwan menyusul rombongan Rasullullah SAW dan para shahabat, akan tetapi rombongan tidak tersusul dan akhirnya mereka sampai di Madinah.

Mimpi, Pedang, dan Selimut

Aku bersandar pada angan-angan
Pada mimpi yang menggantung di kaki langit
Diantara dua belas purnama
Harusnya pagi ini, kuasah pedang penebas aral
Untuk meretas titian pelangi
Tapi ada apa hari ini?
Aku dicengram ketakukan
Hujan datang menusuk ubun-ubun
Kilatan petir membutakan mata
Guntur pun membuatku tuli
Kabut berkawan gelap
Akankah kuakhiri saja?
Aku terlalu takut.

Takut?
Bukan!
Itu bukan takut!
Tapi pengecut!

Tentu saja tidak!
Aku hanya ingin tidur sejenak.
Pengecut itu bukan aku.

Maka lekas asah pedangmu,
bangun dari selimut dekil itu!

Kutukan Takdir

Seorang ibu mengeluhkan biaya hidup semakin mahal. Bahan bakar naik, harga keperluan harian turut melonjak, cabai pun meroket, dan beras pun kena getahnya . Pusing kepalanya tiap hari memikirkan bagaimana membelanjakan uang dari suami agar dapur bisa tetap ngepul.  Kalau tidak pandai-pandai menyiasati, bisa tidak makan anaknya yang berdelapan. Kemarin si bungsu sakit, untung ada obat gratis dari puskesmas, kalau tidak entah apa yang akan terjadi pada anaknya yang saban hari mencretnya tak kunjung berhenti. Namun karena letak rumahnya begitu jauh dari puskesmas, terpaksalah uang beli beras terpakai buat ongkos ojek.  Untung sisa beras miskin bulan lalu masih ada, menyelamatkan ia dan anak-anaknya dari kelaparan untuk sehari. Besok sepertinya harus pinjam beras tetangga lagi, kalau tidak cukup terpakasa manfaat singkong di kebun belakang rumah sekedar pengganjal perut, sebab sudah seminggu suaminya tidak dapat jatah kerja. Sedangkan beras miskin tak akan bisa dibawa pulang tanpa uang. Walaupun bersubsidi yang namanya beras murah pun tetap harus dibayar. Selalu seperti itu,  kemelaratan enggan beranjak, seperti kutukan yang melekat pada takdir.  Bahkan menggerogoti raganya hingga tinggal kulit pembalut tulang. 

Bukan Katak Dalam Tempurung

Picture from here
Membaca bukan hanya kegemaran yang saya minati, tapi bagi saya membaca merupakan sebuah kesenangan hidup bahkan sebuah kebutuhan jiwa yang mesti terpenuhi. Walaupun kadang saya tidak paham dengan apa yang tengah saya baca, setidaknya saya mengetahui hal yang baru. Banyak informasi yang dapat saya peroleh dari aktivitas ini. Membaca saya jadikan sebagai terapi diri, penghibur dikala sepi, dan menuntaskan rasa keingintahuan saya yang cukup tinggi.

Hobi ini sudah ada semenjak saya kecil. Di umur empat tahun, saya mulai bisa merangkai huruf,   membaca dan menuliskan kata-kata. Saya membaca kata apapun yang tertera. Koran, majalah, buku, papan reklame, semuanya saya baca. Tentu saja kala itu saya belum memahami maksud dari rangkaian kalimat yang saya baca. Kadang saya meminta bantuan ayah atau ibu untuk menjelaskan bacaan saya, dengan sabar beliau menerangkan pada saya dengan bahasa yang sederhana.

Pinggiran Tanpa Tepi

Ladang Sunyi


Sebelum Berkemas

Sehabis ashar, kuhabiskan waktu yang tersisa untuk menikmati segala pemandangan indah yang telah tersimpan selama bertahun-tahun di memoriku. Tidak lama lagi akan segera kutinggalkan kampung halaman, sebuah dusun tempat aku mengahabiskan masa kanak-kanak hingga umurku hampir seperempat abad. Seperti yang dilakukan kebanyakan orang,  merantau adalah pilihan hidup yang menggiurkan untuk memperbaiki nasib. Begitu juga aku, setamat mengecap bangku kuliah, kuputuskan untuk mengadu peruntungan di ibu kota. Tekadku semenjak masih berseragam putih merah, merasakan hidup di kota besar. 

Petang itu aku terduduk gontai di atap rumah, tempat favoritku untuk menyendiri. Dari sana aku bisa memandangi keindahan alam dan memantau aktivitas orang-orang dari kejauhan. Sesekali kupejamkan mata sembari menghirup udara sejuk pegunungan.  Kuresapi bulir-bulir oksigen yang yang masuk ke rongga hidung kemudian mengalir memenuhi paru-paru. Kuhirup udara itu dengan brutal, sampai paru-paruku sesak. Mengingat  di kota besar nanti, barangkali tak senikmat ini rasanya bernafas.

Tuntutlah Ilmu Setinggi Bintang Di Langit


Di tengah giatnya upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, masih banyak masayarakat yang tidak peduli akan pentingnya pendidikan. Terutama masyarakat golongan menengah ke bawah. Berbagai alasan diutaran kenapa mereka putus sekolah dan tidak mau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Saya sangat prihatin dengan kondisi masyarakat di kampung saya yang tidak terlalu mementingkan soal pendidikan. Tidak banyak orang kampung saya yang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan mendapat gelar sarjana. Bahkan banyak di antara mereka yang putus sekolah, tidak mengecap pendidikan wajib sembilan tahun.

Pengajian Ala Audit Kecurangan


Satu – satunya dosen yang mewajibkan mahasiswanya untuk ikut pengajian sehabis jam kuliah usai adalah dosen yang mengajar mata kuliah Audit Kecurangan. Beliau adalah salah seorang aktivis dakwah hizbut tahrir, jadi tidak hanya ilmu yang berhungan dengan topik kuliah saja yang dibahas, namun beliau juga menyelipkan ilmu agama dan kajian keislaman yang berhubungan dengan materi wajib kuliah.
Namanya Ibu Yessi, beliau masih muda, berumur sekitar 27 tahun. Di mataku dia adalah sosok seorang wanita muslim ideal, penampilannya selalu anggun dengan balutan gamis dan kerudung panjang yang menutupi tubuhnya. Dia memiliki semangat dakwah yang tinggi, selalu menyampaikan ajaran-ajaran islam kepada kami, para mahasiswanya. Kadang aku dan teman-teman berasa berada di kelas mata kuliah agama ketimbang kelas audit, karena istilah-istilah islam sangat sering disinggung tiap pertemuan.

Penguping Cerita Skandal

Hari terakhir liburan panjang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketersediaan angkutan antar kota, khususnya mobil travel Padang-Bukittinggi. Setiap akhir pekan identik dengan kelangkaan angkutan, karena membludaknya penumpang yang akan pulang kampung.  Apalagi dengan adanya cuti bersama yang berdekatan dengan libur akhir pekan. Membuat orang-orang memanfaatkan kesempatan untuk liburan di kampung masing-masing. Tidak terkecuali aku, yang turut mengurangi populasi kota Padang untuk sementara waktu dengan segera mengunjungi kampung tercinta demi memanfaatkan empat hari masa liburan.

Pura - Pura Cantik


Aku lebih suka tinggal bersama Papa, meski setiap hari harus mencium bau oli dan dikerubungi perkakas bengkel. Aku tak peduli, walau tubuhku kumal sekalipun dan kecantikanku memudar karenanya. Biarlah sementara waktu pesonaku luntur, aku bosan jadi orang cantik. Sama muaknya memandang kemolekan Mama yang tak berhenti-henti memoles diri demi kekasih barunya.

Selamat Menua


Selamat ulang tahun kawan, selamat menua!
Entah dimana keberadaanmu sekarang, kabarnya kau merantau ke pulau seberang.  Aku kehilangan jejakmu, semenjak kau putuskan meninggalkan kota itu. Diam-diam kau enyahkan langkahmu menjauh dari kampung halaman. Tentu seribu satu alasan yang menekan kepalamu, sehingga kau memilih lari, menanggalkan belenggu yang menyakiti. Lalu menjemput mimpi-mimpi yang dulu pernah kau lontarkan padaku ditepian danau tak beriak.

Nikahkan Saja


“ Lelaki itu lebih pantas kau panggil bapak, bahkan ia lebih tua dari ayahmu.” Begitu kata yang terlontar dari mulut ibu saat aku mengutarakaan niat untuk menikahi bang Jamil. Kekasihku.
“ Kami saling mencintai.”
“ Tak cukup hanya cinta, Yus. Cinta tak dapat mengganjal perutmu.”
“ Aku telah memikirkan semua risikonya, Bu. Aku ingin menikah.”
“ Riwayat pernikahannya  sangat buruk.  Tidakkah kau bercermin pada tiga orang perempuan yang telah gagal bertahan sebagai istrinya?”
Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya. Menatapku dengan pandangan sinis.
“ Entah apa pesona laki-laki tua ini di matamu, Yus? Dia hanya supir truk, tentu kau sudah paham bagaimana citra supir truk di kampung kita. Hidup bergelimang maksiat.”
Aku hanya bergeming. Tertunduk. Tak sanggup menatap wajah ibu.
“ Tidak, Yus. Aku tak sudi anak gadisku satu-satunya menikah dengan duda tua dan melarat. Kalau kau memang sudah tidak tahan untuk menikah, biar kucarikan laki-laki yang lebih pantas untukmu.”
Tangisanku pecah, bendungan yang kutahan dengan kelopak mata jebol seketika.
“ Aku sedang mengandung anaknya.”

Teruntuk perempuan, berpandai-pandailah memilih pendamping hidup.
 Pandaisikek, 31 maret 2011

2011/08/20

Negeri Van Oranje

Membaca novel ini, membuat saya seperti di ajak berkeliling Belanda. Deskripsinya sangat detil menjelaskan seluk-beluk negeri Belanda, mulai dari kehidupan dan budaya masyarakat disana sampai pada tempat-tempat  eksotis ala Eropa. Membacanya saja sudah membuat saya larut dalam keindahan  negeri kincir angin ini, apalagi jika benar-benar berada di sana, gak kebayang gimana rasanya. Novel yang dikemas dengan gaya lincah, kocak, dan menyentuh emosi ini, membuat saya benar-benar ingin menginjakkan kaki di benua Eropa

Diceritakan tentang lima orang mahasiswa S2 asal indonesia yang tidak sengaja bertemu di sebuah stasiun kereta,  bernama Amersfort.  Pertemuan dramatis yang tanpa disadari akan membelokkan jalah hidup mereka. Berkat badai, kretek, dan takdir, terbentuklah sebuah geng yang dijuluki Aagaban alias Aliansi Amersrfort GAra-gara Badai di Netherlands. Berangotakan Lintang, Gery, Daus, Wicak, dan Banjar. Keberadaan Lintang yang satu-satunya perempuan, membawa cerita seru dan menarik di antara mereka. 

Suka duka kehidupan mahasiswa di negeri orang, dengan beasiswa terbatas, membuat mereka menyiasati segala hal agar tetap bisa menikmati keindahan dan kemewahan yang ditawarkan negara ini. Termasuk mencari tambahan euro dengan bekerja sambilan, seperti yang banyak dilakukan oleh mahasiswa Eropa. Belum lagi culture shock yang dihadapi, karena banyak perbedaan budaya sehari-hari antara Indonesia dengan Belanda. Termasuk perjuangan super keras untuk dapat manamatkan pendidikan dengan nilai yang tidak memalukan.

Konflik pun kemudian timbul dalam persahabatan mereka. Para pria anggota geng Aagaban keculai Gery, ternyata menaruh hati pada Lintang. Diam-diam tanpa sepengetahuan yang lain, masing-masing dari mereka mengeluarkan jurus jitu untuk mendapatkan perhatian Lintang. Apalagi setelah Lintang putus dengan kekasih bulenya, Jeroen. Mereka pun mencari akal agar bisa berduaan saja dengan Lintang, tanpa sahabat yang lain. Lintang sama sekali tidak menyadari perasaan rekan-rekannya ini. Hanya Gery yang menyita perhatian Lintang sepanjang waktu. Gery, sosok pria flamboyan dan baik hati, idaman semua wanita, termasuk Lintang.

Impian Lintang kandas untuk mendapatkan cinta Gery setelah dia menyaksikan Gery berciuman mesra dengan seorang laki-laki di apartemennya. Ternyata Gery seorang gay. Gery tak pernah coming out pada para sahabatnya ini tentang orientasi seksualnya sebelum kejadian itu. Namun hal ini, tidak merusak persahabatan mereka. Seorang sahabat harus dapat menerima bagaimanapun keadaan sahabatnya.

Setelah menjalani proses perkuliahan yang berliku, menyelesaikan tesis yang menyita waktu dan tenaga, dan mendapatkan gelar di bidang masing-masing, akhirnya mereka memutuskan untuk berwisata menjelajahi eropa sebelum kembali ke Indonesia. Para sahabat ini , minus Gery ( Gery sudah sering keliling Eropa karena sudah di belanda sejak kuliah s1 ) kemuadian mengadakan perjalanan ke beberapa negara di benua Eropa.

 Perjalanan ala Eurotrip ini ternyata membuahkan suatu peristiwa penting yang akhirnya menentukan takdir mereka.

“ Lintang... I love you when you smile. I love you when you yell. I love you when you cry. I even love you when you’re drunk. All I know...is that I love you “

Wicak, the lucky guy yang berhasil mengutarakan perasaannya pada Lintang. Di saat itu, Lintang tak sekadar melihat wajah seorang sahabat saat memandang pria yang bicara padanya.

Pada akhirnya , mereka menemukan kebahagian masing-masing. Banjar sukses mendirikan sebuah perusahaan sendiri, Daus didapuk menjadi salah seorang juru bicara Istana Kepresidenan, Wicak bekerja di LSM internasional di Barcelona, Lintang menjadi diplomat di Depertemen Luar Negeri, dan Gery menjabat sebagai marketing manager di kantor pusat Philllips. Setelah menyelesika studi di Belanda, mereka kembali bertemu dalam sebuah acara spesial. Pernikahan Lintang dengan Wicak.

Selain berkisah susah senangnya menjadi mahasiswa rantau di Eropa, mereka juga berbagi tip bertahan hidup di Eropa. Sungguh kisah yang sanagt inspiratif. Membuat saya makin termotivasi untuk bisa menyenyam pendidikan di Eropa, atau setidaknya menginjakkan kaki di benua Eopa.

Novel ini ditulis keroyokan oleh empat orang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Belanda. Mereka adalah Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi, dan Rizki Pandu Perdana. Mereka sukses membuat impian saya makin menggeliat dalam diri ini.

2011/08/17

Set Me Free

Hari ini, Indonesia merayakan kemerdekaanya yang ke 66. Sudah bertahun-tahun Indonesia merdeka dan bebas dari penjajah. Tiap kali merayakan dirgahayu Indonesia, saya selalu tergelitik dan bertanya-tanya tentang arti merdeka. Setidaknya kemerdekaan bagi diri saya sendiri.

Saya menggartikan merdeka itu sebagi sebuah kebebasan. Tanpa ada ikatan dan belenggu. Dari dulu saya merasa menjadi seseorang yang merdeka. Tak ada tuntutan yang mengekang langah saya dalam menjalani apapun keinginan saya. Orangtua saya bukanlah tipe orang tua yang diktator yang memaksakan kehendaknya. Juga bukan orang tua yang suka melarang keinginan anaknya. Itu yang saya suka dari orang tua saya, tidak banyak aturan. Selagi dalam batas norma,  lakukanlah apa yang kau mau. Rasa percaya mereka diletakkan di pundak saya. Tentu saja saya sangat menghargai kebebasan ini, segala tindakan dan keputusan yang saya ambil kelak akan saya pertanggungjawabkan kepada mereka.

2011/08/16

The Lucky Key

Kejadian hari ini ­membuat saya benar-benar shock. Bagaimana mungkin saya dengan sembrononya meninggalkan kosan dalam keadaan siap untuk dimasuki siapa saja. Karena terburu-buru saya lupa mencabut kunci dari lubangnya. Padahal kemarain, teman sebelah kamar saya baru saja kemalingan karena meninggalkan pintu kamarnya dalam keadaan terbuka. Sebentar saja dia pergi ke dapur, tiba-tiba pas balik ke kamar, dia malah mendapati dompet dan handphone-nya lenyap. Tak seorang pun menyadari ada orang asing yang masuk ke area kosan, karena semua pada sibuk dengan aktivitas di kamar masing-masing. Kebangetan tu maling, bulan puasa masih sempat-sempatnya nyolong barang orang.

Jadi, siang ini saya berencana mau pergi menemui dosen pembimbing skripsi. Saya berangkat dengan semangat 45 meskipun di luar hujan mengguyur sangat lebat. Bahkan walau badai menghadang sekalipun, akan tetap saya tempuh demi segelintir perjuangan untuk masa depan ini. Cieleee!! ( efek 17 agustusan cin )

2011/08/15

Menyingkap Kebohongan Lewat Bahasa Tubuh

Hampir setiap orang pernah berbohong, baik disadari maupun tidak, direncanakan maupun spontan. Pada saat tertentu mungkin seseorang mencurigai Anda bahwa Anda sedang berbohong. Atau sebaliknya, Anda curiga bahwa orang itulah yang sedang berbohong. Masalahnya, tahukan Anda kalau dia benar – benar berbohong?

Sebenarnya, tidaklah sulit untuk mengetahui apakah lawan bicara Anda sedang berbohong atau tidak. Bahasa tubuh, secara spontan dan sering tidak disadari, akan membeberkan kebohongan tersebut. Hal ini terjadi karena orang yang sedang berbohong lebih memerhatikan ucapannya dari pada apa yang terjadi pada tubuhnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Desmond Morris menyimpulkan bahwa Anda tidak dapat memalsukan bahasa tubuh. Akan tetapi, bukan tidak mungkin, orang yang pekerjaannya berbohong bisa mempelajari bahasa tubuh sehingga bisa memanipulasinya. Menangkap sinyal kebohongan dari orang seperti itu memang sedikit sulit.

Namun, sepintar-pintar menyembunyikan kebohongan , pastilah ada isyarat tubuh yang lepas kontrolnya karena otak memiliki sistem pengaman yang akan diteruskan apabila menerima pesan non verbal yang tidak selaras. Dalam hal ini, wajah merupakan bagian tubuh yang paling sering menunjukkan sinyal kebohongan.

2011/08/06

Tanya Kenapa

“ Apakah engkau tidak pernah merasa, bahwa subsidi pendidikan yang oleh negara diberikan padamu untuk kelancaran kuliahmu adalah sebuah amanah? Amanah dari rakyat, amanah dari keringat serta penderitaan mereka, karena subsidi itu berasal dari pajak. Pajak yang dibayarkan dari pedagang, dari tukang becak yang membeli indomie misalnya, dari buruh yang membeli rokok, dari pemulung, dari pengemis, dari penjudi, dari pemabuk. Mereka semua menyimpan harapan bahwa kelak, engkau akan membangun bangsa ini menjadi lebih baik, karena mereka percaya bahwa engkau adalah kaum terdidik. Lalu bagaimana engkau bisa, menghamburkan waktumu dengan sibuk berjam-jam setiap hari memencet-mencet SMS, berhalo-halo menghamburkan uang bersama pacar-pacarmu, merusak komputermu dengan suara-suara dan gambar-gambar VCD bajakan, menghabiskan waktu dengan mengakses situs-situs tak bermutu di internet, berhura-hura di cafe-cafe, begadang tak menentu sampai larut malam untuk kemudian siangnya engkau mengantuk? Apakah engkau tahu, bahwa mengkhianati amanah jutaan rakyat adalah sebuah dosa besar, yang kelak akan engkau pertanggungjawabkan dengan berat di hadapan Tuhanmu?

Desperado

Pada hakikatku berkisah. Cerita hidup sepi, sebatang kara. Biarkanlah kuberbagi pada kalian, yang belum merasakan arti sebuah kesendirian. Selami tiap inci hatiku, kau akan temukan sebidang tanah lapang, tandus, panas, gersang, hampa. Tak ada unsur apapun di sana. Bahkan setetes cinta.

Kawan, dulu aku adalah telaga, dulu aku adalah kebun anggur, dulu aku adalah muara. Dulu, dulu sekali, hingga kini kulelah dengan kata dulu. Tahukah kau mengapa? Karena dulu merupakan sejarah usang. Dulu buatku adalah penyesalan.

Siasat Pemburu Cerita

Salah satu tempat cuci mata yang gak cuma menyegarkan mata tapi juga menormalkan kembali kesembrawutan saraf otak karena harus kerja rodi mencerna materi pelajaran selama beberapa bulan ini adalah toko buku. Target utama saya tentu saya bukan buku-buku kuliah ataupun buku yang membutuhkan kernyitan dahi untuk membacanya.  Saya hanya lagi butuh buku-buku hiburan, seperti novel, kumpulan cerpen, buku cerita, pokoknya yang berbau fiksi. Rasanya pengen menghilang dulu dari realita yang menjemukan ini, lalu menenggelamkan diri ke dunia fantasi yang diciptakan si pengarang.  Imajinasi saya perlu dibangkitkan lagi, setelah sekian lama otak saya diajak untuk berpikir keras tentang rasionalitas. Sekarang saatnya memanjakan kepala dengan suplai bacaan yang menyegarkan.


2011/08/03

Mahakarya Bulan Puasa

Rasa syukur yang tak hingga bagi Allah SWT yang masih memberikan saya kesempatan untuk menikmati indahnya Ramadhan tahun ini. Karena Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan, saya sadar bahwa begitu banyak dosa yang telah saya perbuat dan pahala yang masih sedikit saya tabung. Mudah-mudahan Ramadhan kali ini akan menjadi ajang bagi saya untuk menyempurnakan ibadah kepada Allah SWT.

Saya berharap bulan ini target dunia akhirat saya tercapai. Tujuan akhirat tentu saja ibadah yang lebih baik, mengejar pahala palaha sebesar-besarnya. Sedangkan untuk target dunia, saya tengah berjibaku dengan sebuah mahakarya yang disebut skipsi. Semoga puasa menjadikan saya semakin giat menggarap skipsi yang tak kunjung selesai ini. Bagaimanapun juga tahun ini saya harus segera mengakhiri predikat saya sebagai mahasiswa. I promise!


2011/07/31

Lontar Maaf


Meski jarak kelewat jauh untuk direngkuh
Meski kesempatan tak memberi kuasa untuk berjabat
Lewat aksara virtual ini
Izinkan aku melontarkan padamu
Sebentuk permohonan maaf
Atas salah dan khilaf yang pernah tertoreh
Sepanjang perjalanan kita
Sebab aku yang terkadang tak santun dalan bertutur
Sebab tingkah yang tak selalu patut dalam berlaku
Mungkin saja duri terselip di sela cengkerama
Sepantasnyalah kita, aku dan kamu
Saling memaafkan satu sama lain
Hingga kujemput Ramadhan  dengan kesucian kalbu.

2011/07/28

Last Season


Tahun terakhir kuliah menjadi ajang kumpul-kumpul yang lebih intens bagi saya dan teman-tema kuliah. Karena tidak lama lagi masing-masing dari kita mau tidak mau harus meninggalkan kampus tercinta. Dan tentu saja kebersamaan yang telah terjalalin hampir empat tahun akan segera usai. Sekarang aja udah ada dari beberapa teman seangkatan yang wisuda, walaupun gak banyak sih,  tapi tetap membuktikan bahwa dari angkatan kita tetap ada yang melejit, tamat dengan predikat summa cum laude. Bahkan ada beberapa orang teman yang sudah punya kursi di dunia kerja, meskipun mereka belum tamat. Mereka berhasil menaklukkan tes masuk Price Waterhaouse Coopers  (PWC), salah satu dari empat kantor akuntan publik terbesar di dunia. Keberuntungan-keberuntungan yang menjadi idaman setiap mahasiswa dimana pun, termasuk saya.

2011/07/25

I Have A Dream

Saya punya mimpi dalam hidup. Sangat banyak. Tak perlu dirinci, karena kasihan jari ini mengeja  sejuta impian yang bersemanyam di kepala. Sepertinya tidak patut pula saya ceritakan pada orang-orang tentang mimpi yang terus menghantui hari-hari saya. Mungkin saja mereka akan mencela, mengatai sebagai tukang khayal, bahkan menuduh saya kurang waras.

Tapi ini bukan hanya fantasi belaka. Bukan pula bunga tidur yang dilupakan setelah terbangun. Imajinasi liar saya tumbuh seolah-olah nyata dan terus tumbuh dalam jiwa dan raga. Tidak sekedar mimpi, tapi sebuah harapan yang menjadi tujuan hidup. Bagaimana mungkin membinasakanya. Kalau kebahagiaan saya melekat pada asa. Ruh saya seperti sudah menyatu dengan mimpi-mimpi. Apalah arti perjalanan tanpa suatu tujuan. Tak bisa saya bayangkan betapa hampa dan kosongnya hidup saya tanpa sebuah cita. Denyut hidup saya lebih terasa berdetak dengan adanya obsesi. Kehidupan saya menjadi terasa begitu bergairah.

2011/07/23

Penyangga Rapuh

Gulanaku berserak sepanjang jalan
seiring perlina kidung harapan
Darahpun berceceran di jalan bersalju
noda memeta di hamparan putih
melukiskan jejak sebentuk cacat
Ternyata sebilah pisau berkarat
terselip di balik lidahmu
mengoyakkkan sayap-sayap
membilah sesayat kalbu
Badai pun menerjang sekat amarah
Merambah penyangga rapuh
tanpa menyisakan secuil pegangan utuh
aku kehilangan pilar tempat bersandar

Padang, 15 Juli 2011

2011/07/05

Lara Juli


Namaku Juli. Tepat pertengahan bulan ketujuh kala itu aku berulang tahun yang sepuluh. Seperti biasa, tak pernah ada kado, lilin, kue, nyanyian, pesta, bahkan ucapan selamat ulang tahun. Tapi aku selalu bahagia. Aku merayakannya sendiri dalam hati sambil berpesta dengan Tuhan. Aku tahu Tuhan bersamaku, meski orang-orang melupakan momen pertama kali aku menyapa dunia bahkan hampir melupakan keberadaanku. Kulalui dengan senang hati. 

Namun, kali ini tak lagi aku gembira. Kesedihan menyelimuti hariku. Ulang tahun terpahit yang pernah aku lalui. Kata bu guru, raporku kebakaran.Aku tinggal kelas! Oh alangkah bodohnya diriku. Apa kata papa nanti? Pasti beliau kecewa lagi.  Ingin aku bicara dengan papa dan menjelaskan duduk perkaranya. Kutunggu papa didepan pintu hingga penghujung senja. Beliu tak muncul. Sampai malam papa tak jua datang.
Tengah malam bagai mimpi buruk aku tersentak mendengar suara bariton lelaki yang kucintai. Dia berteriak-teriak sambil  mengemasi pakaiannya, dan kulihat mama menangis di sudut kamar setelah mereka bertengkar hebat.  Dengan tangis terisak kusaksikan papa melesat hilang ditelan malam.  Papa meninggalkanku, meninggalkan adik-adik, meninggalkan mama. Betapa jerinya hatiku. Papa pergi! Tak kujumpai lagi papa sejak malam itu. Aku rasa dibuang.
Putri kecil hapus laramu. Hidup terkadang pahit, tapi kamu bisa membuatnya manis dengan lirih do’a yang kau untai dalam sujudmu. Sebelum tidur, jangan lupa selipkan mimpimu di bawah bantal, karena ibu peri masih setia mengirimkannya ke langit. Hingga Tuhan menjadikannya nyata.

2011/07/03

Open Up Your Mind






2011/06/24

Mawar Hitam


Akankah hari ini kau datang?
Dengan kuda bersayap dan setangkai lili putih.
Oh, belum waktunya barangkali.
Karena masih kutemukan mawar hitam di sudut kamar
Layu dan rontok satu-satu.
Kuurungkan langkah menjemput malam.
Lalu bergeming memeluk waktu.
Menjaga sisa harapan bergelimang resah
yang mengering di ujung senja.

2011/06/22

Cinta dan Kesetaraan

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”  (QS An Nur: 26)

Ayat ini diturunkan ketika fitnah perselingkuhan meninpa Aisyah istri Rasulullah SAW. Kala itu dalam suatu perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq, Aisyah ra terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan. Kemudian Aisyah naik ke untanya dan dikawal oleh Shafwan menyusul rombongan Rasullullah SAW dan para shahabat, akan tetapi rombongan tidak tersusul dan akhirnya mereka sampai di Madinah.

Mimpi, Pedang, dan Selimut

Aku bersandar pada angan-angan
Pada mimpi yang menggantung di kaki langit
Diantara dua belas purnama
Harusnya pagi ini, kuasah pedang penebas aral
Untuk meretas titian pelangi
Tapi ada apa hari ini?
Aku dicengram ketakukan
Hujan datang menusuk ubun-ubun
Kilatan petir membutakan mata
Guntur pun membuatku tuli
Kabut berkawan gelap
Akankah kuakhiri saja?
Aku terlalu takut.

Takut?
Bukan!
Itu bukan takut!
Tapi pengecut!

Tentu saja tidak!
Aku hanya ingin tidur sejenak.
Pengecut itu bukan aku.

Maka lekas asah pedangmu,
bangun dari selimut dekil itu!

2011/06/21

Kutukan Takdir

Seorang ibu mengeluhkan biaya hidup semakin mahal. Bahan bakar naik, harga keperluan harian turut melonjak, cabai pun meroket, dan beras pun kena getahnya . Pusing kepalanya tiap hari memikirkan bagaimana membelanjakan uang dari suami agar dapur bisa tetap ngepul.  Kalau tidak pandai-pandai menyiasati, bisa tidak makan anaknya yang berdelapan. Kemarin si bungsu sakit, untung ada obat gratis dari puskesmas, kalau tidak entah apa yang akan terjadi pada anaknya yang saban hari mencretnya tak kunjung berhenti. Namun karena letak rumahnya begitu jauh dari puskesmas, terpaksalah uang beli beras terpakai buat ongkos ojek.  Untung sisa beras miskin bulan lalu masih ada, menyelamatkan ia dan anak-anaknya dari kelaparan untuk sehari. Besok sepertinya harus pinjam beras tetangga lagi, kalau tidak cukup terpakasa manfaat singkong di kebun belakang rumah sekedar pengganjal perut, sebab sudah seminggu suaminya tidak dapat jatah kerja. Sedangkan beras miskin tak akan bisa dibawa pulang tanpa uang. Walaupun bersubsidi yang namanya beras murah pun tetap harus dibayar. Selalu seperti itu,  kemelaratan enggan beranjak, seperti kutukan yang melekat pada takdir.  Bahkan menggerogoti raganya hingga tinggal kulit pembalut tulang. 

2011/05/31

Bukan Katak Dalam Tempurung

Picture from here
Membaca bukan hanya kegemaran yang saya minati, tapi bagi saya membaca merupakan sebuah kesenangan hidup bahkan sebuah kebutuhan jiwa yang mesti terpenuhi. Walaupun kadang saya tidak paham dengan apa yang tengah saya baca, setidaknya saya mengetahui hal yang baru. Banyak informasi yang dapat saya peroleh dari aktivitas ini. Membaca saya jadikan sebagai terapi diri, penghibur dikala sepi, dan menuntaskan rasa keingintahuan saya yang cukup tinggi.

Hobi ini sudah ada semenjak saya kecil. Di umur empat tahun, saya mulai bisa merangkai huruf,   membaca dan menuliskan kata-kata. Saya membaca kata apapun yang tertera. Koran, majalah, buku, papan reklame, semuanya saya baca. Tentu saja kala itu saya belum memahami maksud dari rangkaian kalimat yang saya baca. Kadang saya meminta bantuan ayah atau ibu untuk menjelaskan bacaan saya, dengan sabar beliau menerangkan pada saya dengan bahasa yang sederhana.

2011/05/27

Pinggiran Tanpa Tepi

2011/05/25

Ladang Sunyi


2011/05/23

Sebelum Berkemas

Sehabis ashar, kuhabiskan waktu yang tersisa untuk menikmati segala pemandangan indah yang telah tersimpan selama bertahun-tahun di memoriku. Tidak lama lagi akan segera kutinggalkan kampung halaman, sebuah dusun tempat aku mengahabiskan masa kanak-kanak hingga umurku hampir seperempat abad. Seperti yang dilakukan kebanyakan orang,  merantau adalah pilihan hidup yang menggiurkan untuk memperbaiki nasib. Begitu juga aku, setamat mengecap bangku kuliah, kuputuskan untuk mengadu peruntungan di ibu kota. Tekadku semenjak masih berseragam putih merah, merasakan hidup di kota besar. 

Petang itu aku terduduk gontai di atap rumah, tempat favoritku untuk menyendiri. Dari sana aku bisa memandangi keindahan alam dan memantau aktivitas orang-orang dari kejauhan. Sesekali kupejamkan mata sembari menghirup udara sejuk pegunungan.  Kuresapi bulir-bulir oksigen yang yang masuk ke rongga hidung kemudian mengalir memenuhi paru-paru. Kuhirup udara itu dengan brutal, sampai paru-paruku sesak. Mengingat  di kota besar nanti, barangkali tak senikmat ini rasanya bernafas.

2011/05/22

Tuntutlah Ilmu Setinggi Bintang Di Langit


Di tengah giatnya upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, masih banyak masayarakat yang tidak peduli akan pentingnya pendidikan. Terutama masyarakat golongan menengah ke bawah. Berbagai alasan diutaran kenapa mereka putus sekolah dan tidak mau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Saya sangat prihatin dengan kondisi masyarakat di kampung saya yang tidak terlalu mementingkan soal pendidikan. Tidak banyak orang kampung saya yang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan mendapat gelar sarjana. Bahkan banyak di antara mereka yang putus sekolah, tidak mengecap pendidikan wajib sembilan tahun.

2011/05/21

Pengajian Ala Audit Kecurangan


Satu – satunya dosen yang mewajibkan mahasiswanya untuk ikut pengajian sehabis jam kuliah usai adalah dosen yang mengajar mata kuliah Audit Kecurangan. Beliau adalah salah seorang aktivis dakwah hizbut tahrir, jadi tidak hanya ilmu yang berhungan dengan topik kuliah saja yang dibahas, namun beliau juga menyelipkan ilmu agama dan kajian keislaman yang berhubungan dengan materi wajib kuliah.
Namanya Ibu Yessi, beliau masih muda, berumur sekitar 27 tahun. Di mataku dia adalah sosok seorang wanita muslim ideal, penampilannya selalu anggun dengan balutan gamis dan kerudung panjang yang menutupi tubuhnya. Dia memiliki semangat dakwah yang tinggi, selalu menyampaikan ajaran-ajaran islam kepada kami, para mahasiswanya. Kadang aku dan teman-teman berasa berada di kelas mata kuliah agama ketimbang kelas audit, karena istilah-istilah islam sangat sering disinggung tiap pertemuan.

2011/05/18

Penguping Cerita Skandal

Hari terakhir liburan panjang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketersediaan angkutan antar kota, khususnya mobil travel Padang-Bukittinggi. Setiap akhir pekan identik dengan kelangkaan angkutan, karena membludaknya penumpang yang akan pulang kampung.  Apalagi dengan adanya cuti bersama yang berdekatan dengan libur akhir pekan. Membuat orang-orang memanfaatkan kesempatan untuk liburan di kampung masing-masing. Tidak terkecuali aku, yang turut mengurangi populasi kota Padang untuk sementara waktu dengan segera mengunjungi kampung tercinta demi memanfaatkan empat hari masa liburan.

2011/04/02

Pura - Pura Cantik


Aku lebih suka tinggal bersama Papa, meski setiap hari harus mencium bau oli dan dikerubungi perkakas bengkel. Aku tak peduli, walau tubuhku kumal sekalipun dan kecantikanku memudar karenanya. Biarlah sementara waktu pesonaku luntur, aku bosan jadi orang cantik. Sama muaknya memandang kemolekan Mama yang tak berhenti-henti memoles diri demi kekasih barunya.

Selamat Menua


Selamat ulang tahun kawan, selamat menua!
Entah dimana keberadaanmu sekarang, kabarnya kau merantau ke pulau seberang.  Aku kehilangan jejakmu, semenjak kau putuskan meninggalkan kota itu. Diam-diam kau enyahkan langkahmu menjauh dari kampung halaman. Tentu seribu satu alasan yang menekan kepalamu, sehingga kau memilih lari, menanggalkan belenggu yang menyakiti. Lalu menjemput mimpi-mimpi yang dulu pernah kau lontarkan padaku ditepian danau tak beriak.

2011/04/01

Nikahkan Saja


“ Lelaki itu lebih pantas kau panggil bapak, bahkan ia lebih tua dari ayahmu.” Begitu kata yang terlontar dari mulut ibu saat aku mengutarakaan niat untuk menikahi bang Jamil. Kekasihku.
“ Kami saling mencintai.”
“ Tak cukup hanya cinta, Yus. Cinta tak dapat mengganjal perutmu.”
“ Aku telah memikirkan semua risikonya, Bu. Aku ingin menikah.”
“ Riwayat pernikahannya  sangat buruk.  Tidakkah kau bercermin pada tiga orang perempuan yang telah gagal bertahan sebagai istrinya?”
Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya. Menatapku dengan pandangan sinis.
“ Entah apa pesona laki-laki tua ini di matamu, Yus? Dia hanya supir truk, tentu kau sudah paham bagaimana citra supir truk di kampung kita. Hidup bergelimang maksiat.”
Aku hanya bergeming. Tertunduk. Tak sanggup menatap wajah ibu.
“ Tidak, Yus. Aku tak sudi anak gadisku satu-satunya menikah dengan duda tua dan melarat. Kalau kau memang sudah tidak tahan untuk menikah, biar kucarikan laki-laki yang lebih pantas untukmu.”
Tangisanku pecah, bendungan yang kutahan dengan kelopak mata jebol seketika.
“ Aku sedang mengandung anaknya.”

Teruntuk perempuan, berpandai-pandailah memilih pendamping hidup.
 Pandaisikek, 31 maret 2011

Copyright @ Miscellaneous Thoughts | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger | Distributed by: best blogger template personal best blogger magazine theme | cheapest vpn for mac cheap vpn with open ports