Ngarai Sianok






Berulang kali aku menginjakkan kaki dan menikmati pemandangan alam di panorama Ngarai Sianok ini. Namun mataku tak pernah bosan menatap dan merasakan batapa indahnya relief alam yang tercipta. Lembah di kaki Gunung Singgalang ini memberikan kesan seolah-olah ada daratan yang amblas ke bumi, sehingga menciptakan guratan lembah sepeti palung laut. Tidak salah memang , jika ada beberapa orang yang mengatakan Ngarai Sianok sebagai Grand Canyon-nya Indonesia. Jadi bangga nih aku sebagai orang Minang yang memiliki tempat pariwisata sehebat ini. Beberapa hari yang lalu aku menyempatkan diri cuci mata di daerah panorama Bukittinggi bersama Nina dan Anggun. Daripada bengong di rumah mending kita jalan-jalan, jaraknya juga eggak terlalu jauh dari rumah, sekitar setengah jam perjalanan dengan kendaraan.

Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi dengan Kecamataan IV Koto, Kabupaten Agam, Sematera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadang sampai di Ngarai Sianok Enam Suku, dan berakhir sampai Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang indah dan menjadi salah satu objek wisata utama provinsi.

Jurang ini dalamnya sekitar 100 m membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang. Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau - hasil dari gerakan turun kulit bumi yang dialiri oleh sungai yang bernama Batang Sianok (batang berarti sungai, dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda jurang ini disebut juga sebagai kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai.

Pokoknya eggak bakal nyesal dech pergi ke sana, tapi hati-hati sama monyet yang berkeliaran, jangan sampai kamu dikira sodaranya.

Btw, hasi jepretanku bagus nggak? Secara masih amatir dan aku masih menggunakan pocket cam.
razzbrossekakashi

Single Lady

Ada beberapa alasan mengapa sampai saat ini aku masih jomblo alias tidak punya pacar. Perlu di garis bawahi , aku jomblo bukannya karena tidak laku, seperti lirik lagu wali yang cari jodoh itu. Namun ada beberapa hal yang membuatku betah dan menikmati hidup sebagai seorang jomblowati diusiaku yang sudah kepala dua. Bukan bermaksud promosi bahwa aku masih single, cuma aku pengen ngasih jawaban yang konkret di saat orang-orang melontarkan pertanyaan “pacar lo mana,kok gue gak pernah liat?”, “pacar lo siapa sekarang?kenalin gue dong!”, dan bla..bla..bla……

Hello guys!! Gue enggak pacaran!!!

Hah, hare gene kagak punya pacar?tenggelam aja loe!!!

Eiits,,tunggu dulu jeng. I have some reasons about it. Let’s chek;

© Sampai detik ini aku belum pernah mencintai seseorang dengan sepenuh hati. Maksudnyaku belum pernah terlibat secara emosional yang dalam dengan seorang pria. Aku pernah jatuh cinta, tapi rasa itu terlalu dangkal aku rasakan. Seakan tidak bermakna. Aku menginginkan ada ikatan batin yang sangat kuat antara aku dan pasanganku nanti. Bukan sekedar rasa sayang dan cinta yang bisa datang dan pergi kapan saja. Namun sebuah perasaan yang membuatku rela melakukan apapun untuknya, sebuah rasa yang menjadikan saya tak bisa hidup tanpanya. I wanna we love each other.Forever.Hallahh!

© Aku berharap pasangan yang ditakdirkan Tuhan untukku adalah soulmate yang selama ini aku cari. Aku merasa belum menemukan belahan jiwaku itu. There is my soulmate in the world. I believe it! Seseorang yang akan menyempurnakan hati, jiwa , dan hidupku. Seperti dua hati yang terpisah, kami akan dipersatukan agar menjadi sebuah jiwa yang utuh dan cinta yang sempurna. Aku masih menunggu dia datang untuk melengkapi hidupku yang belum sempurna.

© Kriteria pria idamanku sepertinya belum ku temukan pada orang-orang disekelilingku. Beberapa pria yang pernah mendekatiku , tidak satupun yang bisa menjadi my Mr Perfect. Memang tidak ada manusia yang sempurna, tapi setidaknya pria itu bisa melengkapi hidupku yang tidak sempurna. Oleh karena itun aku lebih memilih untuk menunggu orang yang benar-benar aku inginkan daripada menjalin hubungan dengan orang yang bersedia tapi bukan kategori pasangan idealku.

Okay guys, who wanna be my man?! I'm wainting for you
pucca_love_17angellove

Tentang Aku

Seorang perempuan berumur 21 tahun yang berasal dari London Sumatera Barat, tengah menyibukkan diri dengan profesi sebagai mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Andalas. Selalu haus akan darah ilmu, mencoba mempelajari berbagai hal. Seorang pemimpi yang masih berusaha merajut mimpi-mimpinya. Memiliki cita-cita sebagai dokter ahli kandungan, namun malah nyasar menjadi dokter spesialis duit merangkap dokter ahli cinta. Halah.
Lebih menyukai wisata alam dari pada wisata kuliner ,(kecuali kalau di traktir).
Suka mendengarkan musik, nonton film, baca buku. Terobsesi menjadi penulis. Tapi sering kesulitan dalam menyusun kata-kata dan menemukan ide. Pengen banget hijrah ke jakarta dan merintis karir di ibu kota.
Kadang menjadi seorang soliter di tengah keramaian. Benci sepi, namun tak suka hiruk pikuk. Manusia sanguin yang selalu optimis menjalani hidup. Cenderung introvert dan skeptis. Menyukai laut , menatap langit di kala senja, dan suasana hujan.
Sedang mencari belahan jiwa, pengeran impian, dan teman hidup.:D

Rumah Puisi Taufiq Ismail







Taufik Ismail

DUA GUNUNG KEPADAKU BICARA

Kepada Singgalang bertanya aku
Wahai gunung masa kanakku di lututmu kampung ibuku
Kenapa indahmu dari dahulu tak habis-habis jadi rinduku
kepada Merapi berkata aku
Wahai gunung masa bayiku di telapakmu kampung ayahku
Kenapa gagahmu dari dahulu tak habis-habis dari ingatanku
Kedua gunung tentu saja
Cuaca dingin bahasanya
Kabut putih kosa katanya
Rintik hujan ungkapnnya
Senyap biru bisikannya
Kepada dua gunung kuulang tanya
Berjawab lewat desahan jutaan daun rimba raya
Bergema begitu indahnya lewat margasatwa
Ombak nyanyian insekta betapa merdunya
Bertanyalah pada Yang Di Atas Sana

( Idul Adha, Senin, 8 Desember 2008. Nagari Aie Angek, di seberang Nagari Pandai Sikek)

Decak kagum keluar dari bibirku saat membaca puisi karya sang maestro Taufik Ismail yang terpampang di dinding luar sebuah ruangan di kompleks Rumah Puisi.
Sampai detik ini aku masih mengagumi sosok Taufik Ismail dengan mahakaryanya yang membuatku merinding ketika membacanya. Karena alasan itu pula aku menyempatkan diri untuk singgah ke Rumah Puisi Taufik Ismail, padahal sudah setahun lebih bangunan itu berdiri, namun baru kali ini aku bisa menapakinya.

Rumah Puisi ini terletak di Jl. Raya Padangpanjang-Bukittinggi, Km. 6, Nagari Aie Angek Kec. X Koto, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat, tepatnya di kaki gunung Merapi, berseberangan dengan daerahku yaitu Nagari Pandai Sikek yang terletak di kaki gunung Singgalang. Jaraknya cukup dekat dari tempat aku tinggal, sekitar limabelas menit perjalanan dengan kendaraan. Berada si sana kita akan di suguhi pemandangan indah dari kedua lereng gunung, Sejauh mata memandang terlhat hamparan sawah dan ladang yang luas.Selain bisa menikmati puisi dan
karya sastra, di sini kita juga di suguhi pemandangan alam yang memikat. Serta taman bunga yang indah terbentang di halamannya, menggelitik mata siapa saja yang memandang.

Ketika aku berkunjung, tak satupun pengunjung lain yang datang. pengunjung hanya kami berdua yaitu aku dan Nina. Selebihnya para karyawan yang bertugas menjaga dan merawat lingkungan Rumah Puisi, serta terdapat beberapa orang pekerja bangunan yang sibuk menyelesaikan pembangunan komplek tersebut. Memang kawasan itu belum selesai seratus persen, masih ada beberapa bangunan yang masih berada dalam proses penyelesaian. Namun gedung utamanya telah lebih dulu siap dan dapat dikunjungi. Sebuah ruangan yang lumayan besar, di dalamnya terdapat aula, ruang baca, dan perpustakaan koleksi karya Taufik Ismail serta koleksi buku sastra lainnya. Namun sayang aku tidak dapat masuk ke dalam untuk membaca koleksi buku di sana. Aku nggak tau kenapa hari ini Rumah puisi tutup, padahal bukan hari libur. Tapi it's ok, toh aku masih bisa menikmatinya dari luar, mungkin rumah puisi menginginkan aku berulang kali mengunjunginya. Yeah, next time I'll be there. I love this place.



Failure

Mimpi buruk yang menghantuiku selama semester ini ternyata benar-benar terjadi. Sungguh diluar dugaan. Aku berharap ini hanya imajinasi dan bayangan ketakutanku saja. Namun realita tak dapat menutup-nutupi fakta yang ada. Kenyataan pahit yang harus aku terima dengan lapang dada meski sulit bagiku untuk menerima keadaan bahwa aku adalah seorang yang gagal. Aku telah gagal dalam mempertahankan nilai mata kuliahku kali ini. Nilai E terpampang jelas di kartu hasil studiku. Huruf yang sangat menyudutkanku, membuat perutku mual, membuat dadaku sesak, dan melemahkan pertahanan saat aku berdiri tegap.

Teringat saat aku pertama memeriksa nilaiku, dengan perasaan berkecamuk, rasa cemas yang terus menggerogoti pikiranku. Perlahan-lahan dan seksama mataku menyusuri deretan nilai yang baru dikeluarkan oleh dosen. Mataku berhenti pada satu titik, tepat dimana nama dan nomor bp ku tertera. Aku hanya tertegun dan bergeming menyaksikan huruf yang tertera disana. Tubuhku terasa lemas seolah energiku di serap oleh huruf yang beraura negatif itu. Huruf yang menghempaskan harapanku, menatapku sinis seolah menyeringai menertawakan kebodohanku. Menghujatku sebagai seorang pecundang.

Yah aku seorang pecundang. Aku seorang yang gagal. Aku seorang yang merugi. Aku tidak bisa memerbaiki nilaiku menjadi lebih baik. Jangankan untuk meningkatkan nilai mempertahankannya saja aku tidak sanggup. Meski mata kuliah berbeda namun dosennya tetap itu juga. Semestinya aku bisa memperbaiki setidaknya mempertahankan nilai dengan dosen yang sama. Semester lalu aku sudah hampir gagal dalam mata kuliah pertama yang ku ambil dengan dosen itu, beliau memberiku nilai D. Nilai yang jelek tapi masih bisa dikategorikan lulus. Walaupun harus mengantongi nilai D, tapi aku merasa sedikit lega setidaknya aku masih bisa mengambil mata kulah lanjutan. Mata kuliah itu adalah prasyarat untuk mengambil mata kuliah berikutnya. Semester lalu aku masih bisa mengambil mata kuliah lanjutan. Karena mata kuliah prasyaratku tidak gagal.

Keadaan berbeda untuk semester ini. Langkahku terhambat untuk melanjutkan mata kuliah yang ditawarkan. Nilaiku tidak memenuhi syarat untuk bisa mengikuti mata kuliah lanjutan. Semester depan aku harus memgulang dulu mata kuliah yang gagal ini untuk memperbaiki nilai. Setelah lulus baru aku bisa mengambil mata kuliah berikutnya. Bebanku makin berat, karena aku harus benar-benar berjuang agar mendapatkan nilai yang lebih baik. Aku tidak boleh gagal untuk yang kedua kalinya di mata kuliah yang sama. Itu akan membuatku sama saja dengan keledai, karena jatuh pada lobang yang sama. Aku bukan keledai, aku manusia yang dikaruniai akal dan pikiran untuk dapat berbuat yang lebih baik. Aku juga tidak mau memperpanjang masa kuliahku hanya karena harus mengulang mata kuliah yang itu-itu aja.

Dibalik kekecawaan dan keterpurukan ku ini, masih menyisakan sedikit celah yang membuatku sedikit tegar. Karena aku bukan satu-satunya mahasiswa yang mengalami kegagalan dalam mata kuliah ini. Masih ada beberapa orang temanku yang nasibnya sama denganku. Hanya sepuluh orang yang lulus dari tigapuluh orang mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dengan dosen itu. Setidaknya aku bukan satu-satunya orang yang gagal. Aku bukan satu-satunya pecundang. Aku bukan satu-satunya orang yang merugi. Yang jelas aku tidak sendiri. Tapi aku selalu bertanya-tanya kenapa hal sering ini terjadi, kejadian serupa juga terjadi di saat aku mengambil meta kuliah pertama kalinya dengan dosen ini, hanya beberapa orang dari kami yang dapat mencapai nilai yang baik. Menurut mahasiswa senior yang mengambil mata kuliah dan diajar oleh dosen yang sama. Hal serupa memang ada dari tahun ke tahun. Semenjak mata kuliah ini diajar oleh dosen yang mengajar saat ini. Aku heran apa yang salah. Kenapa hal ini terjadi berulang kali. Apa karena pelajarannya terlalu sulit sehingga mahasiswa tidak dapat menguasainya dengan baik. Tapi kenapa ada juga mahasiswa yang mendapat nilai bagus, dan mahasiswa yang di ajar dosen lain nilainya tidak separah nilai yang kami dapatkan. Atau karena factor cara dosen mengajar mempengaruhi penguasaan materi oleh mahasiswa.

Rasanya aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk menguasai mata kuliah ini, walaupun aku kurang suka dengan cara mengajar dosennya, yang membuatku seharusnya suka menjadi muak dengan mata kuliah ini. Tapi aku tetap belajar dan mempersiapkan diri saat ujian. Sudahlah, whatever will be, will be. Apa yang terjadi, terjadilah. Bukan saatnya memikirkan dan mencari siapa yang salah. Bukan waktunya pula untuk terus meratapi dan menyesali diri. Sekarang waktunya untuk instrospeksi diri apa yang telah aku lakukan selama ini, sehingga menjadikan aku seorang yang gagal. Mungkin aku lalai dan tidak berusaha dengan maksimal. Ku akui memang usaha ku belum maksimal, aku masih menunda waktu belajar, aku belum mengerahklan segenap kemampuanku untuk menguasai materi kuliah. Sudah seharusnya aku mengambil hikmah dari kejadian ini, karena pengalaman adalah guru yang paling berharga. Kegagalan ini menjadin cambuk bagiku untuk bangkit lagi dan terus maju ke arah yang lebih baik.


2010/04/25

Ngarai Sianok






Berulang kali aku menginjakkan kaki dan menikmati pemandangan alam di panorama Ngarai Sianok ini. Namun mataku tak pernah bosan menatap dan merasakan batapa indahnya relief alam yang tercipta. Lembah di kaki Gunung Singgalang ini memberikan kesan seolah-olah ada daratan yang amblas ke bumi, sehingga menciptakan guratan lembah sepeti palung laut. Tidak salah memang , jika ada beberapa orang yang mengatakan Ngarai Sianok sebagai Grand Canyon-nya Indonesia. Jadi bangga nih aku sebagai orang Minang yang memiliki tempat pariwisata sehebat ini. Beberapa hari yang lalu aku menyempatkan diri cuci mata di daerah panorama Bukittinggi bersama Nina dan Anggun. Daripada bengong di rumah mending kita jalan-jalan, jaraknya juga eggak terlalu jauh dari rumah, sekitar setengah jam perjalanan dengan kendaraan.

Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi dengan Kecamataan IV Koto, Kabupaten Agam, Sematera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadang sampai di Ngarai Sianok Enam Suku, dan berakhir sampai Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang indah dan menjadi salah satu objek wisata utama provinsi.

Jurang ini dalamnya sekitar 100 m membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang. Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau - hasil dari gerakan turun kulit bumi yang dialiri oleh sungai yang bernama Batang Sianok (batang berarti sungai, dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda jurang ini disebut juga sebagai kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai.

Pokoknya eggak bakal nyesal dech pergi ke sana, tapi hati-hati sama monyet yang berkeliaran, jangan sampai kamu dikira sodaranya.

Btw, hasi jepretanku bagus nggak? Secara masih amatir dan aku masih menggunakan pocket cam.
razzbrossekakashi

Single Lady

Ada beberapa alasan mengapa sampai saat ini aku masih jomblo alias tidak punya pacar. Perlu di garis bawahi , aku jomblo bukannya karena tidak laku, seperti lirik lagu wali yang cari jodoh itu. Namun ada beberapa hal yang membuatku betah dan menikmati hidup sebagai seorang jomblowati diusiaku yang sudah kepala dua. Bukan bermaksud promosi bahwa aku masih single, cuma aku pengen ngasih jawaban yang konkret di saat orang-orang melontarkan pertanyaan “pacar lo mana,kok gue gak pernah liat?”, “pacar lo siapa sekarang?kenalin gue dong!”, dan bla..bla..bla……

Hello guys!! Gue enggak pacaran!!!

Hah, hare gene kagak punya pacar?tenggelam aja loe!!!

Eiits,,tunggu dulu jeng. I have some reasons about it. Let’s chek;

© Sampai detik ini aku belum pernah mencintai seseorang dengan sepenuh hati. Maksudnyaku belum pernah terlibat secara emosional yang dalam dengan seorang pria. Aku pernah jatuh cinta, tapi rasa itu terlalu dangkal aku rasakan. Seakan tidak bermakna. Aku menginginkan ada ikatan batin yang sangat kuat antara aku dan pasanganku nanti. Bukan sekedar rasa sayang dan cinta yang bisa datang dan pergi kapan saja. Namun sebuah perasaan yang membuatku rela melakukan apapun untuknya, sebuah rasa yang menjadikan saya tak bisa hidup tanpanya. I wanna we love each other.Forever.Hallahh!

© Aku berharap pasangan yang ditakdirkan Tuhan untukku adalah soulmate yang selama ini aku cari. Aku merasa belum menemukan belahan jiwaku itu. There is my soulmate in the world. I believe it! Seseorang yang akan menyempurnakan hati, jiwa , dan hidupku. Seperti dua hati yang terpisah, kami akan dipersatukan agar menjadi sebuah jiwa yang utuh dan cinta yang sempurna. Aku masih menunggu dia datang untuk melengkapi hidupku yang belum sempurna.

© Kriteria pria idamanku sepertinya belum ku temukan pada orang-orang disekelilingku. Beberapa pria yang pernah mendekatiku , tidak satupun yang bisa menjadi my Mr Perfect. Memang tidak ada manusia yang sempurna, tapi setidaknya pria itu bisa melengkapi hidupku yang tidak sempurna. Oleh karena itun aku lebih memilih untuk menunggu orang yang benar-benar aku inginkan daripada menjalin hubungan dengan orang yang bersedia tapi bukan kategori pasangan idealku.

Okay guys, who wanna be my man?! I'm wainting for you
pucca_love_17angellove

2010/04/24

Tentang Aku

Seorang perempuan berumur 21 tahun yang berasal dari London Sumatera Barat, tengah menyibukkan diri dengan profesi sebagai mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Andalas. Selalu haus akan darah ilmu, mencoba mempelajari berbagai hal. Seorang pemimpi yang masih berusaha merajut mimpi-mimpinya. Memiliki cita-cita sebagai dokter ahli kandungan, namun malah nyasar menjadi dokter spesialis duit merangkap dokter ahli cinta. Halah.
Lebih menyukai wisata alam dari pada wisata kuliner ,(kecuali kalau di traktir).
Suka mendengarkan musik, nonton film, baca buku. Terobsesi menjadi penulis. Tapi sering kesulitan dalam menyusun kata-kata dan menemukan ide. Pengen banget hijrah ke jakarta dan merintis karir di ibu kota.
Kadang menjadi seorang soliter di tengah keramaian. Benci sepi, namun tak suka hiruk pikuk. Manusia sanguin yang selalu optimis menjalani hidup. Cenderung introvert dan skeptis. Menyukai laut , menatap langit di kala senja, dan suasana hujan.
Sedang mencari belahan jiwa, pengeran impian, dan teman hidup.:D

2010/04/19

Rumah Puisi Taufiq Ismail







Taufik Ismail

DUA GUNUNG KEPADAKU BICARA

Kepada Singgalang bertanya aku
Wahai gunung masa kanakku di lututmu kampung ibuku
Kenapa indahmu dari dahulu tak habis-habis jadi rinduku
kepada Merapi berkata aku
Wahai gunung masa bayiku di telapakmu kampung ayahku
Kenapa gagahmu dari dahulu tak habis-habis dari ingatanku
Kedua gunung tentu saja
Cuaca dingin bahasanya
Kabut putih kosa katanya
Rintik hujan ungkapnnya
Senyap biru bisikannya
Kepada dua gunung kuulang tanya
Berjawab lewat desahan jutaan daun rimba raya
Bergema begitu indahnya lewat margasatwa
Ombak nyanyian insekta betapa merdunya
Bertanyalah pada Yang Di Atas Sana

( Idul Adha, Senin, 8 Desember 2008. Nagari Aie Angek, di seberang Nagari Pandai Sikek)

Decak kagum keluar dari bibirku saat membaca puisi karya sang maestro Taufik Ismail yang terpampang di dinding luar sebuah ruangan di kompleks Rumah Puisi.
Sampai detik ini aku masih mengagumi sosok Taufik Ismail dengan mahakaryanya yang membuatku merinding ketika membacanya. Karena alasan itu pula aku menyempatkan diri untuk singgah ke Rumah Puisi Taufik Ismail, padahal sudah setahun lebih bangunan itu berdiri, namun baru kali ini aku bisa menapakinya.

Rumah Puisi ini terletak di Jl. Raya Padangpanjang-Bukittinggi, Km. 6, Nagari Aie Angek Kec. X Koto, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat, tepatnya di kaki gunung Merapi, berseberangan dengan daerahku yaitu Nagari Pandai Sikek yang terletak di kaki gunung Singgalang. Jaraknya cukup dekat dari tempat aku tinggal, sekitar limabelas menit perjalanan dengan kendaraan. Berada si sana kita akan di suguhi pemandangan indah dari kedua lereng gunung, Sejauh mata memandang terlhat hamparan sawah dan ladang yang luas.Selain bisa menikmati puisi dan
karya sastra, di sini kita juga di suguhi pemandangan alam yang memikat. Serta taman bunga yang indah terbentang di halamannya, menggelitik mata siapa saja yang memandang.

Ketika aku berkunjung, tak satupun pengunjung lain yang datang. pengunjung hanya kami berdua yaitu aku dan Nina. Selebihnya para karyawan yang bertugas menjaga dan merawat lingkungan Rumah Puisi, serta terdapat beberapa orang pekerja bangunan yang sibuk menyelesaikan pembangunan komplek tersebut. Memang kawasan itu belum selesai seratus persen, masih ada beberapa bangunan yang masih berada dalam proses penyelesaian. Namun gedung utamanya telah lebih dulu siap dan dapat dikunjungi. Sebuah ruangan yang lumayan besar, di dalamnya terdapat aula, ruang baca, dan perpustakaan koleksi karya Taufik Ismail serta koleksi buku sastra lainnya. Namun sayang aku tidak dapat masuk ke dalam untuk membaca koleksi buku di sana. Aku nggak tau kenapa hari ini Rumah puisi tutup, padahal bukan hari libur. Tapi it's ok, toh aku masih bisa menikmatinya dari luar, mungkin rumah puisi menginginkan aku berulang kali mengunjunginya. Yeah, next time I'll be there. I love this place.



2010/04/03

Failure

Mimpi buruk yang menghantuiku selama semester ini ternyata benar-benar terjadi. Sungguh diluar dugaan. Aku berharap ini hanya imajinasi dan bayangan ketakutanku saja. Namun realita tak dapat menutup-nutupi fakta yang ada. Kenyataan pahit yang harus aku terima dengan lapang dada meski sulit bagiku untuk menerima keadaan bahwa aku adalah seorang yang gagal. Aku telah gagal dalam mempertahankan nilai mata kuliahku kali ini. Nilai E terpampang jelas di kartu hasil studiku. Huruf yang sangat menyudutkanku, membuat perutku mual, membuat dadaku sesak, dan melemahkan pertahanan saat aku berdiri tegap.

Teringat saat aku pertama memeriksa nilaiku, dengan perasaan berkecamuk, rasa cemas yang terus menggerogoti pikiranku. Perlahan-lahan dan seksama mataku menyusuri deretan nilai yang baru dikeluarkan oleh dosen. Mataku berhenti pada satu titik, tepat dimana nama dan nomor bp ku tertera. Aku hanya tertegun dan bergeming menyaksikan huruf yang tertera disana. Tubuhku terasa lemas seolah energiku di serap oleh huruf yang beraura negatif itu. Huruf yang menghempaskan harapanku, menatapku sinis seolah menyeringai menertawakan kebodohanku. Menghujatku sebagai seorang pecundang.

Yah aku seorang pecundang. Aku seorang yang gagal. Aku seorang yang merugi. Aku tidak bisa memerbaiki nilaiku menjadi lebih baik. Jangankan untuk meningkatkan nilai mempertahankannya saja aku tidak sanggup. Meski mata kuliah berbeda namun dosennya tetap itu juga. Semestinya aku bisa memperbaiki setidaknya mempertahankan nilai dengan dosen yang sama. Semester lalu aku sudah hampir gagal dalam mata kuliah pertama yang ku ambil dengan dosen itu, beliau memberiku nilai D. Nilai yang jelek tapi masih bisa dikategorikan lulus. Walaupun harus mengantongi nilai D, tapi aku merasa sedikit lega setidaknya aku masih bisa mengambil mata kulah lanjutan. Mata kuliah itu adalah prasyarat untuk mengambil mata kuliah berikutnya. Semester lalu aku masih bisa mengambil mata kuliah lanjutan. Karena mata kuliah prasyaratku tidak gagal.

Keadaan berbeda untuk semester ini. Langkahku terhambat untuk melanjutkan mata kuliah yang ditawarkan. Nilaiku tidak memenuhi syarat untuk bisa mengikuti mata kuliah lanjutan. Semester depan aku harus memgulang dulu mata kuliah yang gagal ini untuk memperbaiki nilai. Setelah lulus baru aku bisa mengambil mata kuliah berikutnya. Bebanku makin berat, karena aku harus benar-benar berjuang agar mendapatkan nilai yang lebih baik. Aku tidak boleh gagal untuk yang kedua kalinya di mata kuliah yang sama. Itu akan membuatku sama saja dengan keledai, karena jatuh pada lobang yang sama. Aku bukan keledai, aku manusia yang dikaruniai akal dan pikiran untuk dapat berbuat yang lebih baik. Aku juga tidak mau memperpanjang masa kuliahku hanya karena harus mengulang mata kuliah yang itu-itu aja.

Dibalik kekecawaan dan keterpurukan ku ini, masih menyisakan sedikit celah yang membuatku sedikit tegar. Karena aku bukan satu-satunya mahasiswa yang mengalami kegagalan dalam mata kuliah ini. Masih ada beberapa orang temanku yang nasibnya sama denganku. Hanya sepuluh orang yang lulus dari tigapuluh orang mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dengan dosen itu. Setidaknya aku bukan satu-satunya orang yang gagal. Aku bukan satu-satunya pecundang. Aku bukan satu-satunya orang yang merugi. Yang jelas aku tidak sendiri. Tapi aku selalu bertanya-tanya kenapa hal sering ini terjadi, kejadian serupa juga terjadi di saat aku mengambil meta kuliah pertama kalinya dengan dosen ini, hanya beberapa orang dari kami yang dapat mencapai nilai yang baik. Menurut mahasiswa senior yang mengambil mata kuliah dan diajar oleh dosen yang sama. Hal serupa memang ada dari tahun ke tahun. Semenjak mata kuliah ini diajar oleh dosen yang mengajar saat ini. Aku heran apa yang salah. Kenapa hal ini terjadi berulang kali. Apa karena pelajarannya terlalu sulit sehingga mahasiswa tidak dapat menguasainya dengan baik. Tapi kenapa ada juga mahasiswa yang mendapat nilai bagus, dan mahasiswa yang di ajar dosen lain nilainya tidak separah nilai yang kami dapatkan. Atau karena factor cara dosen mengajar mempengaruhi penguasaan materi oleh mahasiswa.

Rasanya aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk menguasai mata kuliah ini, walaupun aku kurang suka dengan cara mengajar dosennya, yang membuatku seharusnya suka menjadi muak dengan mata kuliah ini. Tapi aku tetap belajar dan mempersiapkan diri saat ujian. Sudahlah, whatever will be, will be. Apa yang terjadi, terjadilah. Bukan saatnya memikirkan dan mencari siapa yang salah. Bukan waktunya pula untuk terus meratapi dan menyesali diri. Sekarang waktunya untuk instrospeksi diri apa yang telah aku lakukan selama ini, sehingga menjadikan aku seorang yang gagal. Mungkin aku lalai dan tidak berusaha dengan maksimal. Ku akui memang usaha ku belum maksimal, aku masih menunda waktu belajar, aku belum mengerahklan segenap kemampuanku untuk menguasai materi kuliah. Sudah seharusnya aku mengambil hikmah dari kejadian ini, karena pengalaman adalah guru yang paling berharga. Kegagalan ini menjadin cambuk bagiku untuk bangkit lagi dan terus maju ke arah yang lebih baik.


Copyright @ Miscellaneous Thoughts | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger | Distributed by: best blogger template personal best blogger magazine theme | cheapest vpn for mac cheap vpn with open ports