Mengarung Remang II

Terkurung senyap
Sunyi malammu
Dengan selembar cahaya
Ketika derai isak kian merasuk
Kuhening rukuk dan sujud tahajjudku
Tapi selalu saja sepi jiwaku
Menyimpan gerhana.


By : Ridwan MR

Mengarung Remang I

Kabut senja maghrib
Semestinya tak terlalu awal
Remang itu mengubur temaram
Sedang arakan mega
Belum selesai mengecup merah senja
Dan keletihan ombak seharian
Masih tak semu mengadu biru lautan
Pada bening pantai
Di atas lelah sajadah
Ku mendesah dalam nafas tasbih
Sebentar lagi kabut menelan adzan


By : Ridwan MR

Di Ruang Tamu

Di ruang tamu aku tak menunggu siapapun.
Sebingkai kaligrafi itu kubiarkan
Membeku di dinding
Namun hujan sore berluruhan
Dari langit sore
Di luar jendela

Aku tak ingin mengingatmu lagi
Kucing liar yang kemarin
Tak henti mengasutku
Keluar masuk belantara kota
Hingga ringkih lonceng jantungku pun
Menjadi gugup berdentang karenanya.

Tak menunggu siapapun
Juga dirimu
Hanya ingin mendengarkan dentang
Jantung sendiri
Melafalkan nama-namaNya
Bersama beku kaligrafi di dinding
Dan deras hujan di luar jendela


Puisi Hidayat Jasn, Annida

Dari Kesepakatan Misteri Malam

Kau bangun malam
Dengan khusyu sujud di atas sajadah
Cahaya kamar mendeburkan kesetiaan yang meronta
Sedang renta peradaban
Mengirim gadu nyanyia kosong orang orang
Ke sepanjang jalan di luar jendela

Bintang-bintang berbekerjaoan di jauh langit
Melaarkan keharuan dari negeri abadi
Menuju laut hatimu
Lalu air mata tumpah
Menggenangi sajadah
Kau nikmati keterpecahan jiwa
Di antara gelak orang-orang mabuk kefanaan

Dan malam terus memintal peristiwa-peristiwa
Menderetkan kepingan waktu
Ke lembaran sejarah
Dan kepekatan misterinya
Kau dulang keyakinan
Kesetian kepadanya sungguh lebih melenakan
Disbanding mabuk kefanaan orang orang


Puisi Hidayat Jasn


Balada Perindu Hujan

Berasap-asap
Tebal sekali
Hampir tidak dapt melihat
Takut tersesat
Takut
Asap menetupi jalan
Sinar temaram
Sedang mencoba menembusnya
Dengan energy
Yang datang dan pergi
Hati…
Katanya kau boleh lelah
Tapi lemah?
Haram bagimu
Asap-asap
Bergumul-gumul
Hitam dan bergerombol
Tak bisa melihat
Tak bisa bernafas
Hujan
Aku rindu kamu


Puisi Rahmi Yatri kasri

Ajari Aku Tuhan

Tuhan Ajari aku untuk terus bersyukur
Bahkan sampai diriku ada dalam
Keadaan paling teraniaya
Ajarilah aku agar terus menjadi orang baik
Bahkan ketika dunia tak sanggup lagi tersenyum
Ajari aku Tuhan
Agar selalu bisa tertawa setelah menangis
Agar selalu bisa bangkit setelah kejatuhan
Agar bisa terus berjalan
Walau aral melintang di depan sana
Agar tidak pernah menyerah
Walau hampir mati sekalipun
Ajari aku Tuhan
Agar tidak pernah kehilangan cinta
Agar tidak kehilangan kepercayaan
Bahwa masih ada hal-hal baik di dunia inni
Yang masih patut untuk diperjuangakan
Ajari aku Tuhan
Agar tidak menjalani hidup yang sia-sia
Ajari aku tuhan


Puisi Rahmi Yatri kasri

2010/11/08

Mengarung Remang II

Terkurung senyap
Sunyi malammu
Dengan selembar cahaya
Ketika derai isak kian merasuk
Kuhening rukuk dan sujud tahajjudku
Tapi selalu saja sepi jiwaku
Menyimpan gerhana.


By : Ridwan MR

Mengarung Remang I

Kabut senja maghrib
Semestinya tak terlalu awal
Remang itu mengubur temaram
Sedang arakan mega
Belum selesai mengecup merah senja
Dan keletihan ombak seharian
Masih tak semu mengadu biru lautan
Pada bening pantai
Di atas lelah sajadah
Ku mendesah dalam nafas tasbih
Sebentar lagi kabut menelan adzan


By : Ridwan MR

Di Ruang Tamu

Di ruang tamu aku tak menunggu siapapun.
Sebingkai kaligrafi itu kubiarkan
Membeku di dinding
Namun hujan sore berluruhan
Dari langit sore
Di luar jendela

Aku tak ingin mengingatmu lagi
Kucing liar yang kemarin
Tak henti mengasutku
Keluar masuk belantara kota
Hingga ringkih lonceng jantungku pun
Menjadi gugup berdentang karenanya.

Tak menunggu siapapun
Juga dirimu
Hanya ingin mendengarkan dentang
Jantung sendiri
Melafalkan nama-namaNya
Bersama beku kaligrafi di dinding
Dan deras hujan di luar jendela


Puisi Hidayat Jasn, Annida

Dari Kesepakatan Misteri Malam

Kau bangun malam
Dengan khusyu sujud di atas sajadah
Cahaya kamar mendeburkan kesetiaan yang meronta
Sedang renta peradaban
Mengirim gadu nyanyia kosong orang orang
Ke sepanjang jalan di luar jendela

Bintang-bintang berbekerjaoan di jauh langit
Melaarkan keharuan dari negeri abadi
Menuju laut hatimu
Lalu air mata tumpah
Menggenangi sajadah
Kau nikmati keterpecahan jiwa
Di antara gelak orang-orang mabuk kefanaan

Dan malam terus memintal peristiwa-peristiwa
Menderetkan kepingan waktu
Ke lembaran sejarah
Dan kepekatan misterinya
Kau dulang keyakinan
Kesetian kepadanya sungguh lebih melenakan
Disbanding mabuk kefanaan orang orang


Puisi Hidayat Jasn


Balada Perindu Hujan

Berasap-asap
Tebal sekali
Hampir tidak dapt melihat
Takut tersesat
Takut
Asap menetupi jalan
Sinar temaram
Sedang mencoba menembusnya
Dengan energy
Yang datang dan pergi
Hati…
Katanya kau boleh lelah
Tapi lemah?
Haram bagimu
Asap-asap
Bergumul-gumul
Hitam dan bergerombol
Tak bisa melihat
Tak bisa bernafas
Hujan
Aku rindu kamu


Puisi Rahmi Yatri kasri

Ajari Aku Tuhan

Tuhan Ajari aku untuk terus bersyukur
Bahkan sampai diriku ada dalam
Keadaan paling teraniaya
Ajarilah aku agar terus menjadi orang baik
Bahkan ketika dunia tak sanggup lagi tersenyum
Ajari aku Tuhan
Agar selalu bisa tertawa setelah menangis
Agar selalu bisa bangkit setelah kejatuhan
Agar bisa terus berjalan
Walau aral melintang di depan sana
Agar tidak pernah menyerah
Walau hampir mati sekalipun
Ajari aku Tuhan
Agar tidak pernah kehilangan cinta
Agar tidak kehilangan kepercayaan
Bahwa masih ada hal-hal baik di dunia inni
Yang masih patut untuk diperjuangakan
Ajari aku Tuhan
Agar tidak menjalani hidup yang sia-sia
Ajari aku tuhan


Puisi Rahmi Yatri kasri

Copyright @ Miscellaneous Thoughts | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger | Distributed by: best blogger template personal best blogger magazine theme | cheapest vpn for mac cheap vpn with open ports