Ulang tahun merupakan momen pertambahan usia yang identik dengan perayaan dan kado. Apalagi orang yang sedang berulang tahun itu adalah seseorang yang dekat dengan kita, misalnya pasangan, sahabat, orang tua, saudara, dsb. Meskipun bukan suatu keharusan, kita biasanya memberikan kado bagi orang-orang tersebut, atau paling tidak memberi ucapan selamat dan doa atas anugerah umur yang masih bisa dinikmatinya.
Secara otomatis ada dua pihak yang terlibat, yaitu pemberi dan penerima kado. Masing-masing memiliki peran tersendiri. Yang pertama berperan sebagai pihak yang memeras otak dalam menentukan mau memberi apa. Lantas melakukan proses pengadaan entah itu membeli atau membuat sendiri, meminjam jelas tidak mungkin. Masa yang di beri kado nantinya harus mengembalikan? Dan yang terahir memberikan kado tersebut.
Pihak kedua relatif ringan kerjanya, tak perlu memeras otak untuk menerima kadonya, kecuali dia disuruh menjawab tebak-tebakan super susah dulu sebelum dapat menerima kadonya, cukup menerima dengan senang hati. Namun sebenarnya pihak penerima kado menanggung beban psikologi demi menjaga tali silaturrahmi dengan pihak pemberi. Ia terikat oleh kode etik penerima kado yaitu terlihat senang (setidaknya berusahalah) ketika mendapati kadonya dan menunjukkan kepada si pemberi bahwa pemberiannya di pakai ( ya kalau tidak suka minimal sekali sebelum dimuseumkan di gudang, di buang ke tempat sampah, di kasihkan ke orang lain, atau apalah). Yang jelas kita harus menghargai pemberian orang yang sudah susah-susah memberikannya untuk kita.
Meskipun memberi dan menerima kado lazim terjadi saat ulang tahun, ada orang orang tang sering berkata bahwa mereka tidak perku diberi kado. Apakah ia sungguh-sungguh bermaksud seperti itu? tergantung. Ada orang yang memang mengatakan bahwa teima kasih, ia tidak memerlukan kado. Tapi ada juga yang mengucapkan demi kesopanan belaka. Atau sok merendah untuk ditinggikan ( sok berlagak tidak perlu supaya diberi hadiah yang wah). Jadi tergantung ia orang seperi apa dan seberapa dekat dengan kita untuk menerjemahkan ucapannya dengan pas.
Bahkan ada orang yang ngarep banget di kasih kado dan ucapan selamat, kalau tidak dia bakal kecewa berat dan merasa tidak dipedulikan. Dia bisa ngambek dan uring-uringan jika orang yang diharapkannya memberikan kado malah melupakan hari ulang tahunnya. Tapi ada juga yang orang yang sama sekali tidak peduli tanggapan orang-orang terhadap hari ulang tahunnya. Mau dikasih ucapan selamat atau dikasih kado, mau enggak. Terserah.
Kado hanyalah simbol perhatian kita pada seseorang. Seberapa penting kita bagi orang lain, mungkin bisa dilihat dari pemberian kado ini. Namun tetap saja perasaan tidak dapat di ukur dengan materi dan sesuatu yang kasat mata. Bukan berarti orang yang kita harapkan, tidak memberikan kado bahkan lupa mengucapkan selamat ulang tahun, adalah tanda ketidakpeduliannya pada kita. Lantas kita merasa kecewa dan beranggapan bahwa kita bukan orang yang berarti baginya. Berhentilah menilai segala sesuatu hanya dari hal yang terlihat.
Seharusnya kita dapat berlapang dada dan menyikapi dengan pikiran positif. Mungkin orang yang kita harapkan itu benar-benar lupa, mungkin dia sangat sibuk dan punya banyak pikiran sehingga tak bisa mengingat hari spesial kita tersebut. Seandainya mereka ingat, tak mungkin dia lewatkan begitu saja, walau sudah telat sekalipun.
Begitu juga halnya dengan pemerima kado. Kita dituntut untuk menghargai apapun bentuk pemberian orang. Karena pemberian itu bukan dinilai dari jumlahnya, namun ketulusan yang terpancar lewat hadiah itu. Tak perlu berkecil hati, saat tak ada kado menghiasai hari ulang tahun kita. Karena menurut sebagian orang kasih sayang tak hanya bisa diungkapkan melalui kado.
Disini hanya diminta keikhlasan dari kedua belah pihak. Bagi sang pemberi, kado dapat dapat menjadi salah satu cara mengungkapkan bentuk perhatian kita pada seseorang. Ketika memberi, kita tidak perlu efek timbal balik dari usaha kita lewat kado tersebut. Misalnya ada maksud tertentu di balik hadiah yang kita berikan atau memberi kado karena berharap hal yang sama di hari ulang tahun kita. Karena jika memberikan kado tanpa ketulusan dan berharap mendapatkan sesuatu yang lain, maka kelak akan menimbulkan kekecewaan, yang dapat merusak perasaan kita sendiri maupun hubungan kita dengan orang lain.
Bicara tentang keihlasan, sepertinya orang yang paling tulus adalah orang tua kita. Berapapun besar pengorbanan dan cinta yang telah mereka berikan, tak pernah sekalipun orang tua menuntut kita untuk mengingat hari ulang tahunnya. Memang, itu tidak membuat urung kita untuk memberi mereka kado, dan mereka dengan senang hati jika tetap diberi kado. Tapi yang jelas di sini adalah ketulusan ucapannya. Andai anak-andaknya sungguh tak memberi apa-apa, mereka juga menerima, tidak ngambek atau marah-marah. “Ibu/Bapak tak butuh kado, yang penting kamu jadi anak baik, rajin sekolah, berbudi pekerti,...” ( lanjutkan dengan pelajaran PPKn). Hal semacam itulah malah yang sering kita dengar dari orang tua. Intinya kado yang terbaik bagi mereka bukanlah benda namun kebaikan dan prestasi anaknya. So, kado tak melulu dalam bentuk fisik.
0 comments:
Post a Comment